Seseorang yang depresi biasanya menunjukkan gejala tertutup (introvert) dan memiliki emosi yang tidak stabil serta negatif (neuroticism). Namun ketika diberi obat antidepresi, gejala itu hilang dan justru kebalikannya yang muncul.
"Pasien benar-benar berubah kepribadiannya menjadi lebih positif. Dulu kami mengabaikan perubahan itu dan menganggapnya sebagai efek samping sementara yang tidak terlalu penting, tapi kini kami mulai fokus pada hal itu," ujar Tony Tang, profesor psikologi dari Northwestern University di Evanston, Illinois, AS.
Perubahan kepribadian itu disebabkan oleh efek serotonin dalam obat yang mengatur mood atau perasaan, rasa lapar serta waktu tidur seseorang.
Dalam studinya, peneliti memberi obat paroxetine atau merek dagangnya paxil yang mengandung zat aktif serotonin atau istilahnya selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat-obatan lainnya yang mengandung zat aktif itu adalah Prozac, Zoloft dan Celexa.
Dalam studi yang dimuat di Archives of General Psychiatry, peneliti membagi 240 partisipan yang depresi ke dalam tiga kelompok pengobatan, yaitu 120 partisipan mendapat obat paroxetine, 60 orang mendapat terapi kognitif pada otak (tanpa obat) dan 60 partisipan lainnya mendapat obat plasebo (obat semu tanpa kandungan kimia).
Gejala dan perilaku depresi partisipan dipantau sebelum, selama, dan sesudah penanganan. Hasilnya, ketiga kelompok partisipan mengalami perubahan perilaku, tapi kelompok pertama yang mendapat obat antidepresi menunjukkan peningkatan perubahan yang paling pesat dan positif.
"Tapi bukan berarti pasien menjadi langsung ceria, bahagia atau tertawa bebas tiba-tiba, tapi mereka menjadi lebih normal dan lebih baik dari sebelumnya," jelas Tang.
Meski demikian, dalam studi sebelumnya dilaporkan bahwa orang yang mengonsumsi obat antidepresi justru mengalami pusing-pusing, sakit kepala, masalah pencernaan dan gangguan fungsi seksual.
Namum Tang menyebutkan bahwa itu adalah efek samping sebelum terjadi perubahan positif dan efeknya memang berbeda-beda untuk tiap orang.