Tanda-tanda orang terkena radiasi tidak selalu muncul belakangan, ada juga yang bisa dikenali saat itu juga terutama jika tingkat radiasinya cukup tinggi. Gejalanya bervariasi mulai dari kulit kering, mual-muntah hingga tewas seketika.
Berbagai gejala yang muncul tidak lama setelah terkena radiasi disebut Acute Radiation Syndrome (ARS). Makin tinggi tingkat radiasinya, makin cepat efeknya muncul atau dirasakan oleh korban dan makin besar juga peluangnya untuk menyebabkan kematian.
Sindrom semacam ini banyak dialami oleh korban pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 dan tragedi Chernobyl tahun 1986. Pasalnya tingkat radiasi yang dilepaskan dalam peristiwa tersebut sangat tinggi sehingga memicu gejala yang sifatnya akut.
Dalam tragedi Chernobyl tahun 1986, sedikitnya 134 pekerja dan petugas pemadam kebakaran terpapar radiasi sebesar 80-1.600 rem. Dari jumlah tersebut 2 orang tewas pada hari itu juga, sedangkan 23 orang tewas dalam 3 bulan berikutnya, semuanya berhubungan dengan radiasi yang diterima.
Sementara itu gejala yang mungkin teramati berdasarkan tingkat radiasinya adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (15/3/2011).
5-10 rem
Terjadi kerusakan sel, perubahan komposisi kimia darah serta peningkatan risiko kanker. Pada paparan radiasi sebesar ini jarang ada gejala yang bisa diamati karena efeknya akan muncul dalam jangka panjang, antara 5-20 tahun kemudian.
50-55 rem
Berbagai keluhan ringan seperti perut mual, kepala pusing dan rasa letih merupakan gejala yang sering dirasakan pada tingkatan ini. Kadang-kadang disertai dequamation atau pengelupasan kulit, bibir kering dan mata pedih.
70-75 rem
Pada tingkatan ini, radiasi bisa menyebabkan orang muntah-muntah. Bagi yang lebih sensitif, rambut akan mulai mengalami kerontokan.
350-400 rem
Bisa memicu kematian dalam 2 bulan berikutnya.
Lebih dari 500 rem
Bisa memicu kematian dalam 30 hari berikutnya.
* Keterangan: 1 rem setara dengan 10.000 microsieverts (mSv)
Meski tidak selalu memunculkan gejala yang mudah dikenali, dampak radiasi tetap saja mengkhawatirkan. Justru ketika radiasi yang rendah itu memicu kerusakan di tingkal sel, dampak kronisnya tidak kalah serius karena bisa menyebabkan kanker dan mutasi genetik.
Terlebih karena sumber radiasi tidak melulu reaktor nuklir, melainkan juga dari benda-benda yang sering ditemui sehari-hari mulai dari. Meski rendah, radiasi yang dipancarkan jika tidak dikendalikan maka bisa memicu dampak jangka panjang.
Berikut ini adalah sumber-sumber radiasi yang bisa ditemui di lingkungan sehari-hari, beserta perkiraan tingkat radasi yang dipancarkan dalam setahun.
3.500-4.000 mSv
Radiasi pada tingkat ini bisa ditemui jika tinggal di dataran tinggi, atau melakukan pemindaian dengan sinar X berkekuatan paling tinggi.
1.500-2.000 mSv
Sumber radiasi di rumah, terutama berasal dari retakan dinding dan fondasi. Bebatuan dan material lain yang berasal dari perut bumi mengandung Radium (Ra) yang bisa lepas menjadi gas radioaktif yakni Radon (Rn) jika pecah atau mengalami keretakan.
Kurang dari 1.500 mSv
Berbagai perangkat radiologi di rumah sakit memancarkan radiasi kurang dari 1.500 mSv.
Berbagai gejala yang muncul tidak lama setelah terkena radiasi disebut Acute Radiation Syndrome (ARS). Makin tinggi tingkat radiasinya, makin cepat efeknya muncul atau dirasakan oleh korban dan makin besar juga peluangnya untuk menyebabkan kematian.
Sindrom semacam ini banyak dialami oleh korban pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 dan tragedi Chernobyl tahun 1986. Pasalnya tingkat radiasi yang dilepaskan dalam peristiwa tersebut sangat tinggi sehingga memicu gejala yang sifatnya akut.
Dalam tragedi Chernobyl tahun 1986, sedikitnya 134 pekerja dan petugas pemadam kebakaran terpapar radiasi sebesar 80-1.600 rem. Dari jumlah tersebut 2 orang tewas pada hari itu juga, sedangkan 23 orang tewas dalam 3 bulan berikutnya, semuanya berhubungan dengan radiasi yang diterima.
Sementara itu gejala yang mungkin teramati berdasarkan tingkat radiasinya adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (15/3/2011).
5-10 rem
Terjadi kerusakan sel, perubahan komposisi kimia darah serta peningkatan risiko kanker. Pada paparan radiasi sebesar ini jarang ada gejala yang bisa diamati karena efeknya akan muncul dalam jangka panjang, antara 5-20 tahun kemudian.
50-55 rem
Berbagai keluhan ringan seperti perut mual, kepala pusing dan rasa letih merupakan gejala yang sering dirasakan pada tingkatan ini. Kadang-kadang disertai dequamation atau pengelupasan kulit, bibir kering dan mata pedih.
70-75 rem
Pada tingkatan ini, radiasi bisa menyebabkan orang muntah-muntah. Bagi yang lebih sensitif, rambut akan mulai mengalami kerontokan.
350-400 rem
Bisa memicu kematian dalam 2 bulan berikutnya.
Lebih dari 500 rem
Bisa memicu kematian dalam 30 hari berikutnya.
* Keterangan: 1 rem setara dengan 10.000 microsieverts (mSv)
Meski tidak selalu memunculkan gejala yang mudah dikenali, dampak radiasi tetap saja mengkhawatirkan. Justru ketika radiasi yang rendah itu memicu kerusakan di tingkal sel, dampak kronisnya tidak kalah serius karena bisa menyebabkan kanker dan mutasi genetik.
Terlebih karena sumber radiasi tidak melulu reaktor nuklir, melainkan juga dari benda-benda yang sering ditemui sehari-hari mulai dari. Meski rendah, radiasi yang dipancarkan jika tidak dikendalikan maka bisa memicu dampak jangka panjang.
Berikut ini adalah sumber-sumber radiasi yang bisa ditemui di lingkungan sehari-hari, beserta perkiraan tingkat radasi yang dipancarkan dalam setahun.
3.500-4.000 mSv
Radiasi pada tingkat ini bisa ditemui jika tinggal di dataran tinggi, atau melakukan pemindaian dengan sinar X berkekuatan paling tinggi.
1.500-2.000 mSv
Sumber radiasi di rumah, terutama berasal dari retakan dinding dan fondasi. Bebatuan dan material lain yang berasal dari perut bumi mengandung Radium (Ra) yang bisa lepas menjadi gas radioaktif yakni Radon (Rn) jika pecah atau mengalami keretakan.
Kurang dari 1.500 mSv
Berbagai perangkat radiologi di rumah sakit memancarkan radiasi kurang dari 1.500 mSv.