Senin, 01 April 2013

Panduan Memilih Camilan Sehat

Panduan Memilih Camilan Sehat

Anda suka ngemil? Sembari membaca koran atau menonton teve memang ngemil memang mengasyikan. Hanya saja, tak semua camilan itu sehat. Bagaimana memilih camilan yang sehat?

Pakar pangan dari Akademi Kimia Analis Bogor, Ir. Chandra Irawan, M.Si dalam seminar kesehatan di Jakarta (1/3) menyatakan bahwa makanan bergizi dan sehat adalah makanan yang cukup kualitas dan kuantitasnya serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sesuai kebutuhan. Unsur itu tidak dilihat dari ukuran, bentuk, atau kelezatan makanan, namun lebih pada zat yang diperlukan seperti karbohidrat, protein, mineral, lemak, dan vitamin.

Ir. Candra melanjutkan, pada umumnya, makanan di Indonesia dapat dengan leluasa beredar dan dijual tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas dan keselamatan. Akibatnya, lebih dari 70% makanan yang dijual produsen masih tradisional dan jauh dari persyaratan kesehatan dan keselamatan. Tak heran jika banyak kasus keracunan terjadi.

Agar keracunan tak menimpa, berikut panduan memilih camilan yang sehat.

1. Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Makanan ringan, kerupuk, mi, atau es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan ditambah zat pewarna. Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah sama dengan daging segarnya.
2. Cicipi rasanya. Kalau makanan berasa tajam, sangat gurih, dan membuat lidah bergetar biasanya tak aman.
3. Perhatikan aromanya. Kalau apek atau tengik berarti makanan itu sudah rusak atau terkontaminasi mikroorganisme.
4. Perhatikan kualitas makanan tersebut apakah masih segar atau berjamur. Tanggal kadaluarsa menjadi salah satu indikasinya.
5. Kalau ingin membeli makanan import, usahakan produknya sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bisa dicermati dalam label kemasannya.
6. Perhatikan zat kimia berbahaya dalam makanan tersebut (zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa). Beberapa contohnya adalah siklamat (pemanis buatan), sakarin (pemanis buatan), nitrosamin (aroma khas sosis, keju, kornet, ham, dan dendeng), MSG (penyedap rasa), rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas), formalin, serta boraks.
7. Tidak membiasakan makanan yang gosong karena dapat memicu kanker

"Kriteria aman itu relatif. Aman untuk satu orang belum tentu aman untuk orang lain. Oleh karena itu perlu diperhatikan jika ada reaksi alergi," kata Ir. Candra. intisari.