(Foto: thinkstock)
Para ilmuwan menuturkan ketika seseorang memilih parfum dan dicampur dengan bau tubuhnya sendiri, maka ia akan mencari bau yang dinilainya lebih menyenangkan dan menarik bagi orang lain.
Peneliti menemukan sebagian besar orang tertarik membeli wewangian salah satu parfum untuk melengkapi dan meningkatkan bau tubuhnya sendiri, dan bukan untuk menutupi bau yang dihasilkan oleh tubuhnya.
Dalam studi ini Dr Jan Havlicek seorang antopologis dari Charles University di Praha telah mempelajari bagaimana aroma mempengaruhi perilaku, dengan melibatkan 21 perempuan. Partisipan diminta menyemprotkan parfum pilihannya sendiri ke salah satu ketiak dan parfum lain yang dipilih acak disemprotkan ke ketiak sisi yang lain.
Diketahui secara konsisten perempuan lebih memilih parfum yang bisa meningkatkan bau alami tubuhnya dan menyenangkan. Hasil ini akan dipresentasikan dalam International Fragrance Association di London.
"Parfum telah digunakan selama ribuan tahun oleh orang-orang, dan pandangan yang ada adalah parfum ini untuk menutupi bau badan alaminya agar lebih menarik," ujar Dr Havlicek, seperti dikutip dari Telegraph.
Namun fakta yang ditemukan ada interaksi yang kuat antara wangi parfum dan bau badan alami. Sebagian besar orang memilih wangi parfum untuk melengkapi bau badannya dan bukan menutupinya. Hal ini mungkin membuat seseorang sulit memberikan parfum sebagai hadiah kepada orang lain.
Sementara itu Profesor Tim Jacob selaku ahli indera penciuman dari Cardiff University menunjukan bukti bahwa pilihan seseorang terhadap suatu wewangian juga dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuhnya. Alasannya karena bau badan yang dimiliki seseorang ditentukan oleh sistem kekebalan tubuhn
