Penelitian sebelumnya telah mengaitkan dugaan ponsel memicu sejumlah
gangguan kesehatan. Namun, riset terbaru justru menunjukkan hal yang
sebaliknya.
Para ilmuwan dari organisasi Independent advisory group on non-ionizing radiation (AGNIR) melihat ratusan penelitian mengenai paparan semua frekuensi radio level rendah, seperti ponsel, TV, radio, WiFi dan sebagainya, tidak menemukan adanya hubungan yang meyakinkan dengan risiko kanker, fungsi otak atau ketidaksuburan bahkan kesehatan jantung.
"Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa paparan frekuensi radio menyebabkan efek kesehatan pada orang dewasa atau anak-anak," papar Professor Anthony Swerdlow, ketua AGNIR, dilansir melalui Foxnews (27/4)
Semua penelitian didasarkan pada 15 tahun terakhir, karena ponsel tidak pernah se-booming ini sebelumnya. Para ilmuwan merekomendasikan bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek jangka panjangnya.
"Tetapi risiko penggunaan ponsel lebih dari 15 tahun masih belum diketahui, karena kita hanya memiliki sedikit informasi atau bahkan tidak ada," tambahnya.
Meskipun demikian, penggunaan ponsel juga harus dibatasi pada anak-anak.
"Karena ini adalah teknologi yang relatif baru, HPA akan terus menyarankan pendekatan pencegahan. HPA merekomendasikan bahwa penggunaan berlebihan ponsel oleh anak-anak harus dibatasi," ungkap Dr John Cooper, direktur pusat HPA (Health Production Agency).
Perdebatan mengenai ponsel berbahaya bagi kesehatan telah berkecamuk selama bertahun-tahun. Di tahun 2004, sebuah lembaga penelitian Swedia menemukan bahwa 10 tahun atau lebih penggunaan ponsel bisa menyebabkan tumor tumbuh pada manusia. Pada tahun 2007, ilmuwan menemukan hanya 10 menit penggunaan ponsel bisa menyebabkan perubahan di otak. Dan Mei tahun lalu, WHO mengungkapkan bahwa ponsel sebagai bahaya karsinogenik.