1. Migren
Stres yang menyerang secara mendadak bisa membuat Anda terkena migren secara mendadak. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan makan dengan teratur untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal ini.
2. Kram saat menstruasi
Studi Harvard menemukan, wanita yang stres merasakan kram lebih sering saat sedang haid ketimbang wanita yang tidak sedang stres. Riset mengatakan, stres menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang pada akhirnya menyebabkan ketegangan pada tubuh, sehingga terjadilah kram pada bagian perut. Coba turunkan risiko sakit pada saat haid dengan pergi berolahraga secara teratur. Memang rasa sakit saat haid bukan semata-mata karena stres saja, banyak hal lain yang bisa memicu. Konsultasikan pada dokter jika sakit pada haid Anda berlarut-larut dan sulit diatasi.
3. Sakit pada mulut
Rahang yang tiba-tiba terasa sakit bisa jadi merupakan pertanda gigi yang melakukan aktivitas seperti menggigit gigi sendiri saat lagi tidur. Gigi menggigit semacam ini biasa terjadi saat seseorang lagi tertidur, tetapi bisa makin parah saat ia sedang stres. Coba tanyakan pada dokter gigi Anda untuk pelindung gigi saat tidur.
4. Mimpi buruk
Mimpi biasanya akan berangsur positif semakin dalam kita tertidur, sehingga saat kita terbangun perasaan lebih positif ketimbang saat mau beranjak tertidur. Namun, ketika Anda sedang stres, Anda akan lebih sering terbangun di tengah malam, mengganggu proses ini dan memberi kesempatan datangnya bayangan tak menyenangkan saat tidur. Kebiasaan tidur yang baik bisa mencegah hal ini. Coba buat rencana untuk tidur 7-8 jam per hari dan hindari konsumsi kafein atau alkohol mendekati waktu tidur.
5. Gusi berdarah
Menurut studi yang berlangsung di Brazil, orang yang merasa stres memiliki risiko terkena penyakit gigi lebih tinggi. Level hormon stres (kortisol) yang meningkat bisa merusak sistem imun tubuh dan mengizinkan bakteria untuk menginvasi gusi. Jika waktu kerja Anda cukup lama dan makan di meja kerja, sediakanlah sikat gigi di sekitar Anda. Lindungi mulut Anda dengan melakukan olahraga teratur dan tidur teratur untuk mengurangi tingkat stres, saran Preston Miller, DDS, mantan ketua American Academy of Periodontology.
6. Jerawat yang mendadak
Stres bisa memicu peradangan yang menyebabkan jerawat. Kembalikan halus kulit wajah Anda dengan menggunakan pelembap yang noncomedogenic, serta mengangkat sel kulit mati dan mengurangi peradangan menggunakan salicylic acid atau benzoyl peroxide untuk memerangi bakteri. Tak ada reaksi? Konsultasikan dengan dokter kulit Anda untuk obat yang lebih kuat.
7. Makan manis
Jangan salahkan hormon kewanitaan untuk keinginan makan cokelat itu. Stres adalah salah satu pemicu keinginan makan cokelat yang kuat. Para peneliti Pennsylvania sempat meneliti para wanita sebelum dan setelah menopause. Mereka menemukan hanya sedikit pengurangan keinginan untuk mengudap cokelat setelah menopause. Jadi, keinginan untuk mengudap cokelat yang dialami banyak wanita bisa jadi disebabkan oleh hormon stres.
8. Kulit gatal
Sebuah riset di Jepang yang meneliti lebih dari 2 ribu orang menemukan bahwa mereka yang merasakan gatal kronis, atau dikenal pula dengan nama pruritis, kemungkinan besar terjadi akibat stres. Para ahli kemungkinan besar ini terjadi karena ada rasa khawatir atau ketegangan memicu kondisi dermatitis, eksim, dan psoriasis. Stres merespon mengaktivasi serat saraf yang menimbulkan sensasi gatal.
9. Alergi yang makin parah
Ohio State University College of Medicine mengatakan, para penderita alergi menunjukkan gejala alergi lebih banyak saat mereka dites kala stres. Hormon stres bisa menstimulasi produksi IgE, protein dalam darah yang mengakibatkan reaksi alergi.