Rabu, 28 Desember 2011

Dikembangkan, Obat Agar Bisa Hidup 150 Tahun

Meski demikian, panjangnya umur manusia akan membawa dampak serius dalam lingkungan.

Meski demikian, panjangnya umur manusia membawa dampak serius di dalam lingkungan. Orang tidak akan mau pensiun di usia 65 tahun dan menghabiskan beberapa dekade duduk diam di rumah. (lovelyparents.com)

Obat pertama yang bisa memperlambat proses penuaan tampaknya akan tersedia dalam waktu 5 hingga 10 tahun ke depan. Jika berhasil dibuat, obat ini akan mampu membuat manusia hidup hingga usia 150 tahun atau lebih.

Menurut Peter Smith, profesor dari University of New South Wales, Sydney, Australia menyebutkan, bayi yang lahir saat ini di negeri tersebut boleh berharap bisa hidup hingga 100 tahun, karena peningkatan kualitas pengobatan, gaya hidup, dan kesehatan masyarakat.

Obat ini, nantinya akan dapat membantu tubuh memperbaiki dirinya sendiri di tahap awal pertumbuhan, dan juga menyediakan terapi baru untuk sel induk. “Ada harapan untuk memperpanjang hidup manusia beberapa dekade lebih lanjut,” kata Smith, dikutip dari Stawell Times, Rabu 19 Oktober 2011.

Smith menyebutkan, hidup hingga usia 150 tahun memang tampaknya tidak terlalu menarik bagi banyak orang. “Namun, itu menjadi luar biasa jika Anda sudah berusia lanjut,” ucapnya. “Tujuannya bukan sekadar memperlama kehadiran Anda, tetapi menjalani hidup sehat lebih lama”.

Meski demikian, panjangnya umur manusia membawa dampak serius dalam lingkungan. “Sebab, orang tidak akan mau pensiun di usia 65 tahun dan menghabiskan beberapa dekade duduk diam di rumah,” ucapnya.

Baroness Susan Greenfield, seorang neuroscientist dari Oxford University berpendapat, jika ini terjadi, orang berusia 65 tahun akan memulai karier kedua mereka. “Mereka akan berkutat di pekerjaan berbasis pengetahuan, bukan pekerjaan yang lebih mengutamakan fisik,” ucapnya.

Untuk itu, kata Greenfield, mengatasi demensia, termasuk di antaranya seperti penyakit Alzheimer, perlu menjadi prioritas. “Jika tidak, implikasi ekonomi dan sosial yang akan ditimbulkan akan menjadi sangat buruk,” ucapnya.

Rumah Sakit, Sarang Bakteri Berbahaya

Pasien rumah sakit punya peluang 1:20 untuk terkena infeksi.


Pasien rumah sakit punya peluang 1:20 untuk terkena infeksi, dan bagi mereka yang terkena, 1:20 di antaranya berpeluang menghadapi kematian akibat infeksi itu. (ecoliblog.com)

Dalam sebuah studi, peneliti berhasil mengungkapkan pentingnya pengontrol infeksi pasif di rumah sakit, sebuah metode yang tidak mengandalkan pada staf medis atau pasien untuk mengingat dan melakukan tindakan.

Selama ini, diketahui bahwa berbagai obyek di kamar pasien di rumah sakit merupakan kawasan perkembangbiakan potensial bakteri yang menyebabkan infeksi.

Menurut Michael Schmidt, Vice Chairman of Microbiology and Immunology, Medical University of South Carolina, yang melakukan penelitian, bakteri di permukaan ruang ICU bertanggungjawab hingga 80 persen infeksi yang menyerang pasien.

Untuk itu, mengurangi jumlah bakteri di sekeliling pasien dipastikan akan menurunkan risiko infeksi secara signifikan.

“Pasien rumah sakit punya peluang 1:20 untuk terkena infeksi, dan bagi mereka yang terkena, 1:20 di antaranya berpeluang menghadapi kematian akibat infeksi itu,” kata Schmidt, dikutip dari Eurekalert, 29 Desember 2011. “Di Amerika Serikat sendiri, infeksi yang didapat dari rumah sakit diperkirakan telah membunuh 100 ribu orang dan menyebabkan kerugian hingga US$45 miliar per tahun,” ucapnya.

Pada penelitian ini, Schmidt memantau kondisi kebersihan rumah sakit Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York, Medical University of South Carolina, dan Ralph H. Johnson VA Medical Center di Charleston. Di sana Schmidt memperhatikan obyek seperti pegangan pada ranjang, permukaan meja makan di ranjang, tombol pemanggil suster di dinding, dan tiang infus.

Schmidt kemudian mengganti peralatan-peralatan tersebut dengan alat serupa namun yang menggunakan bahan tembaga antimikrobial.

Hasilnya, dari pengujian laboratorium, terungkap bahwa jika dibersihkan secara reguler, alat-alat yang menggunakan bahan tembaga antimikrobial itu mampu membunuh lebih dari 99,9% bakteri MRSA, VRE, Staphylococcus eureus, Enterobacter aerogenes, Pseudomonas aeruginosa, dan E. coli.

Meski banyak faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap risiko infeksi, persentasenya kemungkinan akan berbeda tergantung kondisi di lapangan. Tetapi yang pasti, kini peneliti bisa mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk meminimalisir jumlah pasien yang terkena infeksi justru akibat masuk ke rumah sakit.

Selasa, 27 Desember 2011

4 Bahan Alami untuk Membuat Scrub Sendiri

img

Jakarta - Menggosok tubuh dengan butiran scrub harus dilakukan seminggu atau dua minggu sekali. Fungsinya untuk menghilangkan sel kulit mati sehingga membuat kulit lebih lembut, halus dan bercahaya.

Untuk menjadikan kulit benar-benar sehat, pilihlah produk scrub dari bahan alami. Lebih bagus lagi jika Anda membuat scrub sendiri dari bahan alami. Seperti dirangkum She Knows, ini dia empat bahan alami yang bisa dijadikan scrub.

1. Gula
Butiran gula dapat mengangkat kotoran tubuh secara sempurna. Caranya dengan mencampur gula putih dengan minyak zaitun, tambahkan minyak esensial untuk menambah aroma. Gosoklah di kulit dengan gerakan melingkar. Biarkan selama menit sebelum membilasnya, agar campuran gula dapat menyerap di tubuh. Setelah itu bilas dengan air hangat.

2. Havermut
Selain gula, havermut (oatmeal) juga dapat membersihkan kulit Anda dari kotoran dan kulit mati. Campur 3 sendok makan havermut dengan 2 sendok makan madu dan 1 makan sari cuka apel. Aplikasikan scrub di tubuh dan wajah sambil menggosoknya selama 15 menit. Setelah itu bilas dengan air hangat.

3. Garam
Garam juga terkenal sebagai scrub alami yang dapat menyingkirkan sel kulit mati, menjadikan kulit lebih lembut dan melancarkan sirkulasi peredaran darah. Campurkan garam laut (pilih yang butirannya kasar) dengan 1/2 cangkir minyak zaitun. Gosokkan campuran pada tubuh dengan gerakan melingkar. Hindari untuk daerah wajah. Butiran garam yang terlalu kasar dapat melukai kulit wajah.

4. Teh Hijau
Teh hijau kaya akan antioksidan yang dapat merawat kulit agar tidak cepat keriput. Selain itu teh hijau juga bermanfaat sebagai anti-inflamasi yang bagus untuk kulit sensitif dan berjerawat. Anda bisa menambahkan daun teh hijau kering dalam campuran scrub alami.

5 Cara Memutihkan Gigi Kuning

img

Saat ini memang telah banyak cara mudah dan praktis untuk memutihkan gigi yaitu menggunakan bleaching gigi. Namun, bagi sebagian orang, mereka merasa tidak cocok menggunakan produk pemutih gigi tersebut. Mereka sering merasakan ngilu dan sakit gigi ketika menggunakannya.

Daripada memaksakan menggunakan bleaching gigi, beralihlah dengan cara-cara tradisional untuk memutihkan gigi. Seperti dilansir Huffington Post, lima bahan alami ini dapat membuat gigi kuning Anda menjadi lebih putih dan bersih.

1. Buah dan Sayuran yang Renyah
Buah dan sayuran yang renyah seperti apel, pir dan wortel bekerja seperti sikat gigi alami dan pemutih gigi. Buah dan sayuran renyah tersebut dapat mengangkat noda dan membersihkan gigi secara maksimal tanpa merusak enemel gigi. Makanlah buah dan sayuran setelah Anda makan besar.

2. Keju
Makan keju setelah makan besar sangat baik untuk gigi. Keju dan produk susu lainnya seperti yoghurt dan susu mengandung kalsium yang dapat memutihkan dan menguatkan gigi.

3. Stroberi
Kandungan asam malat yang terkandungan dalam stroberi, berkhasiat untuk mengubah warna gigi menjadi lebih putih. Dr. Adinda Carrel, seorang dokter gigi di New York menjelaskan bahwa stroberi merupakan cara murah untuk mencerahkan senyum Anda. Namun, jangan digunakan terlalu sering, kandungan asamnya dapat merusak enamel gigi. Caranya, hancurkan satu stroberi matang dan gosokkan pada gigi. Diamkan selama lima hingga 10 menit. Kemudian sikat gigi sampai bersih dengan pasta gigi.

4. Baking Soda
Satu lagi bahan alami yang terkenal untuk memutihkan gigi, yakni baking soda. Baking soda memiliki sifat yang dapat menghilangkan noda pada permukaan gigi. Namun, baking soda juga dapat merusak gigi. Sama halnya dengan stroberi baking soda tidak boleh sering diaplikasikan. Minimal satu atau dua bulan sekali. Caranya dengan menyebarkan baking soda ke seluruh permukaan gigi. Diamkan selama lima hingga 10 menit. Kemudian sikat gigi sampai bersih dengan pasta gigi.

5. Kulit Lemon
Anda juga bisa memanfaatkan kulit lemon untuk mencerahkan warna gigi. Caranya, kupas buah lemon dan pisahkan kulitnya. Gosoklah kulit lemon pada gigi secara menyeluruh selama lima menit. Kemudian sikat gigi sampai bersih dengan pasta gigi.

Membangun Karakter Anak


Tidak ada yang bisa kita lakukan dengan kecerdasan kita, kalau jiwa yang menjadi tempat berkembangnya amat rapuh. Bukan cemerlangnya otak yang menjadikan orang-orang besar memberi warna pada sejarah. Bukan cepatnya berfikir pula yang menjadikan sebagian negeri lebih disegani daripada negeri-negeri lain. Bangsa-bangsa yang amat disegani itu boleh jadi otak anak-anak mereka tidak secemerlang anak-anak kita. Akan tetapi mereka memiliki karakter yang kuat. Begitu kuatnya karakter mereka sebagai pribadi dan sebagai bangsa, sehingga mereka sigap menentukan sikap. Tidak gamang. Tidak ragu-ragu. Tidak pula gemetar saat menjatuhkan sikap.

Anak-anak yang sangat berpengaruh pada teman-teman sepermainan yang sebaya atau bahkan yang lebih tua usianya, kerapkali bukan ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya. Tetapi oleh seberapa kuat karakter membentuk dirinya. Tak peduli karakter itu baik atau buruk. Kalau karakternya yang menonjol sangat baik, maka anak-anak di sekelilingnya akan cenderung terbawa. Yang semula buruk, berkurang keburukannya dan berangsur-angsur menjadi baik.Sementara yang telah baik, akan berjalan seiring dan berlomba untuk semakin baik.

Karakter yang kuat dibentuk oleh penanaman nilai yang menekankan tentang baik dan buruk. Nilai ini dibangun melalui penghayatan dan pengamalan, membangkitkan rasa ingin dan jijik yang sangat kuat, dan bukan menyibukkan diri dengan pengetahuan.

Pengetahuan hampir-hampir tidak memberi pengaruh pada perilaku jika pengetahuan itu tidak sejalan dengan sikap kita.

Apa yang salah dengan pengetahuan? Tidak ada yang salah. Tetapi pengetahuan yang tidak dihayati dan diyakini sebagai sikap terbaik, tidak memberi bekas apa-apa pada perilaku. Dan sikap terbaik itu penopangnya adalah harapan dan ketakutan. Ketika Anda merasa takut tertular penyakit, makanan yang sehat pun bisa Anda hindari. Tetapi jika dorongan keinginan untuk merasakan nikmatnya makanan yang lebih menguasai diri Anda, pengetahuan tentang bahaya yang ada di balik sajian di hadapan Anda bisa tidak berarti apa-apa.

Temuan Prof. Paul Rozin agaknya menarik untuk kita pikirkan. Guru besar di University of Pennsylvania yang menjuluki dirinya dengan Dr. Disgust menghabiskan waktunya bertahun-tahun hanya untuk meneliti emosi jijik. Ia melakukan serangkaian percobaan untuk membangkitkan rasa jijik dan sebaliknya. Hasilnya? Emosi jijik sangat mempengaruhi manusia, sekalipun terhadap apa yang tidak tampak. Lebih-lebih jika emosi jijik itu disertai dengan pengetahuan. Secara umum, emosi yang kuat terhadap suatu perkara jauh lebih kuat pengaruhnya daripada sekedar pengetahuan.

Karakter yang kuat akan cenderung hidup secara berakar pada diri anak-anak kita apabila mereka semenjak awal telah dibangkitkan keinginan untuk mewujudkannya, belajar bersedih apabila orang lain tidak melakukannya,membangkitkan keinginannya untuk menjadikan orang lain baik, dan menumbuhkan kebanggaan saat melakukan, meski dianggap aneh. Pendidikan tentang baik dan buruk serta benar dan salah tanpa membangkitkan keinginan untuk menjadikan orang lain benar, justru cenderung rapuh. Ia bisa terbawa pada dua titik jumud atau mudah menghakimi orang. Ini pada gilirannya juga dapat melahirkan kelemahan berikutnya, seperti tidak dapat menerima kebenaran atau sebaliknya justru sekali terpatahkan akan berantakan keyakinannya.

Proses pembangunan karakter anak akan lebih mudah membekas apabila kita hadirkan kepada mereka sosok yang dapat menjadi sumber identifikasi diri. Disinilah pembangunan karakter anak membutuhkan model yang menjadikan anak meniru dengan bangga.

Ada lagi yang perlu kita perhatikan, yaitu perintah dan larangan yang menyertai pemahaman baik dan buruk akan memperkuat karakter yang kita bangun pada anak. Tetapi pemberian perintah dan larangan semata justru bisa membuat mental anak rapuh, kreativitas mereka mati dan jiwa mereka kerdil. Perintah dan larangan itu sebaiknya diberikan kepada mereka sebagai lanjutan dari penanaman prinsip-prinsip dasar yang kokoh. Jadi semacam konsekuensi dari prinsip yang telah lebih dulu mereka pahami dan hayati. Jika tidak, mereka menjadi orang yang kaku, bukan kokoh.

Anak yang Saleh Terbentuk dari Orang Tua yang Saleh


Mungkin kesibukan anak-anak jaman sekarang sama sibuknya dengan orang tua mereka. Orang tua sibuk bekerja di luar rumah mulai dari pagi hingga petang bahkan pulang malam hari. Begitu pula anak-anak, belajar di sekolah mulai dari pagi hingga sore hari. Kemudian ditambah lagi belajar berbagai macam kursus / les di luar sekolah. Setelah maghrib belajar mengaji hingga sholat isya’. Setelah sholat isya’ belajar lagi atau mengerjakan pekerjaan rumah yang diterima dari sekolahnya.

Begitu padatnya acara belajar dan belajar anak-anak kita seharian penuh. Dan hasilnya memang cukup mengagumkan. Anak-anak kita menjadi anak-anak yang cerdas dan gemilang prestasi sekolahnya.

Namun sayang, kecerdasan otaknya tidak diimbangi dengan kecerdasan emosionalnya. Ibarat buah, anak-anak kita menjadi matang secara buatan yang instant. Sehingga hasilnya pun menjadi anak-anak yang hanya pandai di bidang pelajaran semata. Mereka kurang pandai dalam hal bersosialisasi dengan lingkungan. Mereka kurang pandai mengambil nilai-nilai kehidupan bermasyarakat yang positif. Tidak jarang mereka terjatuh ke dalam jurang kenalan remaja.

Terjadinya kenalan remaja sebenarnya merupakan akibat kurangnya perhatian orang tua kepada anak-anaknya. Sehingga anak-anak akan mencurahkan segala macam persoalan atau problem yang dihadapinya ke lingkungan di luar rumahnya. Di luar rumah seakan mereka mendapatkan tempat yang cocok untuk menumpahkan segala macam problema hidupnya, karena memang di dalam rumah mereka tidak pernah diperhatikan oleh orang tuanya. Di dalam rumah, orang tua hanya berperan sebagai hakim yang serba melarang dan menghukum dengan mengatakan jangan begini atau jangan begitu. Akibatnya permasalahan mendasar yang dihadapi anaknya tidak akan pernah diketahui oleh orang tuanya.

Di sinilah barangkali benang merah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Jangan jadi orang tua hanya berkomunikasi kepada anak-anak pada waktu pagi hari dengan mengatakan bangun!, mandi!, sarapan pagi!, sekolah!. Kemudian pada sore hari mengatakan pulang!, mandi!, makan!, belajar!. Tanpa komunikasi timbal balik antara orang tua dan anak.

Jadi dari sekilas gambaran di atas dapat kita simpulkan bahwa, bila kita menghendaki anak-anak kita menjadi anak yang saleh, maka:

1. Jalan satu-satunya kita sebagai orang tua harus saleh terlebih dahulu.

2. Berikanlah contoh yang baik kepada anak-anak Anda.

3. Berikanlah perhatian penuh kepada anak-anak Anda. Jangan hanya bisa melarang dan menghukum saja.

4. Dengarkan apa problema mereka. Luangkan waktu khusus untuk mendampingi mereka di dalam rumah.

Apabila Anda sebagai orang tua bisa menjadi figur yang saleh di mata anak-anak Anda, niscaya anak-anak Anda akan meniru Anda. Jangan pernah salahkan lingkungan bila anak-anak Anda terjerumus ke dalam kelompok kenakalan remaja. Karena lingkungan sekitar Anda sebenarnya tercipta mulai dari rumah tangga Anda.

Kegiatan Alternatif Mengisi Libur Sekolah


liburan-sekolah

Dalam minggu-minggu ini bertepatan libur sekolah hari raya Natal dan Tahun Baru. Biasanya musim liburan sekolah begini diisi dengan kegiatan studi tour atau jalan-jalan ke tempat-tempat hiburan atau bisa juga ke tempat-tempat bersejarah, ke pantai atau ke gunung dan sebagainya.

Kalau kita perhatikan kalender sekolah, rasanya cukup banyak waktu libur sekolah dalam kurun waktu 1 tahun. Apabila kurang pandai memanfaatkan waktu liburan tersebut, tentu waktu sekian lama itu terbuang percuma tanpa nilai produktivitas sama sekali. Mungkin bagi para siswa jadi malas membuka-buka buku pelajarannya selama liburan.

Melalui tulisan singkat ini, saya mengusulkan sebuah kegiatan alternative untuk mengisi waktu liburan sekolah tersebut. Memang usulan ini kiranya bukan hal baru lagi. Karena beberapa tahun yang lalu, khususnya bagi para siswa-siswi muslim waktu liburan sekolah begini biasanya diadakan kegiatan Pesantren Kilat di sekolah. Akan tetapi akhir-akhir ini sepertinya kegiatan Pesantren Kilat ini sudah tidak terdengar lagi.

Menurut saya, Pesantren Kilat yang biasanya diadakan di sekolah-sekolah, sepertinya kurang memberi warna pendidikan akhlak sebagaimana yang kita harapkan bersama. Hal tersebut kemungkinan adanya beberapa penyebab antara lain:

1. Anak-anak merasa terpaksa mengikuti karena takut tidak mendapat nilai bagus untuk pelajaran Agamanya.

2. Metode penyajiannya ceramah dari para ustadz atau ustadzah, sehingga tidak ada bedanya dengan metode belajar Agama waktu sekolah.

3. Waktunya kurang intensif, biasanya dari pagi sampai siang/sore dan hanya memakan waktu 2 atau 3 hari saja.

4. Kurangnya praktek langsung atau pengamalan dari pelajaran yang diserapnya dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, yang saya usulkan sebenarnya juga model Pesantren Kilat, tetapi tempatnya bukan di sekolah melainkan di masjid-masjid. Juga waktunya minimal 3 x 24 jam di masjid dan tidak boleh pulang ke rumah (baik para ustadz-nya maupun para siswanya). Suatu misal setiap masjid cukup kita taruh 10 – 15 siswa, dan waktunya diatur secara bergiliran dengan siswa yang lain. Kalau toh selama musim liburan belum mencakup semua siswa, boleh kita lakukan minimal sebulan 1 hari pada hari libur sekolah (hari Minggu).

Mengapa Pesantren Kilat mesti diadakan di masjid? Pertimbangannya antara lain:

1. Waktu belajarnya lebih intensif dan para siswa langsung bisa mempraktekkan pelajaran yang diterimanya.

2. Materi pelajaran yang disampaikan, mulai bangun tidur sampai tidur kembali meliputi antara lain dzikir, sholat, membaca Al Qur’an, sholat-sholat sunat, sholat berjamaah, do’a-do’a dan lain-lain.

3. Pada malam hari para siswa bisa langsung dilatih untuk melaksanakan sholat sunat Tahajud, dan sholat sunat lainnya.

4. Para siswa bisa dilatih untuk menjadi penceramah, yaitu dengan membaca taklim. Jadi narasumber bukan dari para ustadz saja, tetapi para siswa pun dilatih untuk berani tampil berceramah di depan jamaah masjid.

5. Para siswa dilatih dan mempraktekkan sunah bersilaturahmi ke sesama muslim di sekitar masjid.

6. Dengan belajar dan berlatih secara intensif mengamalkan ajaran agama Islam, insyaAllah akan terwujud akhlak mulia setelah mengikuti Pesantren Kilat ini.

Itulah sekilas usulan saya, semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua demi terwujudnya akhlak mulia para generasi muda kita. Amin ya Robal ‘alamin.

Jumat, 23 Desember 2011

Ketika Pesan Singkat Jadi Sumber Konflik Cinta



Hampir semua pasangan kini berkomunikasi melalui antara lain berkirim pesan — SMS, BlackBerry Messenger, WhatsApp dan sebagainya. Tetapi di samping membuat hubungan lebih mesra, pesan singkat juga bisa jadi sumber konflik percintaan.



http://transitionsmft.org/blog/wp-content/uploads/2010/02/silent-angry-couple.jpg


Penggunaan yang salah akan membuat teknologi yang bermanfaat ini malah membawa bencana. Hati-hati!

Detektif dadakan
Ponsel pasangan yang tergeletak sering menggoda untuk diselidiki. Sasarannya, melihat SMS, aktivitas BBM, dan berbagai pesan masuk lainnya. Biasanya ini dilakukan tanpa sepengetahuan pemilik.

Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, konflik pun tak terhindarkan. Anda curiga dengan aktivitas pasangan, sementara pasangan pun tak kalah emosi karena ponselnya diperiksa tanpa izin. Sungguh sangat tidak perlu.

Daripada terus saling curiga, sebaiknya bangun komunikasi yang baik dengan pasangan. Ketika bertemu, tinggalkan ponsel masing-masing dan saling bertukar cerita tentang apa yang dilakukan hari ini. Membangun kepercayaan dengan dasar komunikasi yang sehat lebih baik daripada terus menggerogoti hubungan dengan rasa curiga dan cemburu yang berlebihan.

Emosi dan ekspresi
Salah paham karena hilangnya elemen ekspresi atau emosi sering timbul. Emoticon atau beberapa kata yang menandakan Anda bercanda atau serius bisa membantu mengurangi masalah ini. Tak ada salahnya menambahkan emoticon senyum atau sedih untuk menegaskan maksud dari ucapan Anda agar salah paham bisa terhindarkan.

Begitu juga dengan kata-kata. Usahakan untuk tidak terlalu sering menggunakan singkatan jika tidak perlu. Tidak semua orang mengerti kalau 'X' merupakan pengganti 'nya' atau 'W' merupakan pengganti dari 'gue'. Begitu juga dengan singkatan seperti BRB, LOL, dan lainnya. Kenali siapa lawan bicara Anda sebelum mengirim pesan dengan kata-kata yang tidak umum. Jangan sampai terjadi salah pengertian hanya karena Anda cuek menggunakan bahasa singkat atau lupa menggunakan emoticon untuk menegaskan maksud pesan.
http://www.myselfhelpcourse.com/wp-content/uploads/2009/08/angry_couple.jpg

Si penggoda

Ponsel dan Internet memudahkan kita berhubungan dengan banyak orang. Mulai dari teman lama ketika SD sampai teman baru yang dikenal hanya dari jejaring sosial. Terkadang komunikasi yang dilakukan lewat medium digital ini sering dianggap lebih santai. Saling menggoda atau flirting dianggap hal yang sah karena hanya dilakukan di dunia maya saja.

Namun pasangan Anda belum tentu sependapat. Perilaku Anda yang mudah menggoda teman di BBM atau jejaring sosial bisa jadi menimbulkan konflik baru. Tak ada salahnya membicarakan masalah ini dengan pasangan. Ketahui perasaannya dan usahakan untuk tidak menyakiti hatinya. Jangan hanya karena godaan sesaat Anda berisiko kehilangan hubungan yang telah dibangun dengan baik selama ini. Pilih baik-baik prioritas Anda.


Pemeran pengganti
Ponsel merupakan alat komunikasi, bukan pengganti Anda dalam komunikasi yang seharusnya dilakukan secara langsung. Pembicaraan untuk memutuskan hubungan cinta atau bahkan bercerai sebaiknya tidak dilakukan melalui pesan singkat. Label pengecut dan negatif sudah pasti menempel, jika Anda melakukan hal tersebut lewat SMS atau pesan singkat lainnya.

Hubungan cinta ada manis dan pahit. Jangan hanya senang menikmati manisnya dan menghindari pahitnya. Selesaikan baik-baik hubungan Anda lewat pembicaraan yang baik. Pasangan Anda juga berhak menerima penjelasan dan bertanya tentang keputusan Anda. Bagaimanapun Anda pernah melewati masa indah dengannya, sebaiknya akhiri juga hubungan Anda dengan baik.
http://www.dovechristiancounseling.com/angry_couple-89.jpg

Si responsif
Terlalu cepat merespon pesan-pesan singkat di ponsel bisa jadi tidak baik untuk Anda. Pertama, kebiasaan tersebut akan sangat menggangu konsentrasi bekerja. Kedua, jika Anda dalam fase pendekatan, sebaiknya jangan terlalu mudah memberikan respon. Aturan lama dalam pendekatan tetap berlaku. Terlalu cepat merespon apa saja yang dia kirim membuat Anda terkesan hanya memikirkan dia dan tidak ada kehidupan lain. Buat pria, kadang-kadang hal tersebut membuat mereka kurang merasa tertantang.

Untuk hal-hal penting memang tak ada salahnya merespon dengan cepat. Tapi kalau Anda terus terfokus pada ponsel, pekerjaan yang lain bisa jadi terbengkalai. Jika sudah sampai di rumah, usahakan sempatkan waktu untuk berinteraksi dengan pasangan tanpa gangguan ponsel. Saat makan malam romantis atau momen khusus Anda berdua, sebaiknya lupakan sejenak ponsel agar ia tak merasa dinomorduakan. Kebiasaan cepat merespon pesan singkat tanpa memperhatikan waktu bisa menjadi sumber konflik potensial dalam hubungan. Anda yang memiliki kontrol terhadap ponsel Anda, bukan sebaliknya.


http://www.newlifetexas.org/wordpress/wp-content/uploads/2009/02/couple-angry.jpg

Rabu, 14 Desember 2011

Musik Mempengaruhi Kecerdasan Anak


Setiap anak berhak mendapatkan latihan kepekaan musical, bukan semata-mata untuk menjadikan mereka pemusik dengan mengikutsertakan mereka kursus musik dan sebagainya, tetapi karena musik dapat melatih kepekaan mereka terhadap seni pada umumnya serta meningkatkan kepercayaan terhadap lingkungannya. Musik terutama musik yang bernada teratur sangat memengaruhi perkembangan IQ (Intelligent Quotient) dan EQ (Emotional Quotiont) seorang anak.

Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik cenderung akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Tak hanya itu, tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik disbanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Adapun yang dimaksud musik disini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada “miring”.

Apapun jenis musiknya, selama bisa memberi reaksi yang positif pada anak, baik untuk dikenalkan kepada anak. Yang jelas, intelijen yang didapat anak bukan berarti harus ada alat musiknya. Tapi bisa dengan stimulasi berupa mengaji atau bersenandung Al-qur’an.
Bermain sambil mengenal alat musik adalah salah satu cara yang bisa dilakukan agar anak bisa mengenal musik. Contoh lainnya bisa juga dengan mendengarkan musik sambil mengajak anak bertepuk tangan, menari dan ikut menyanyi bersama-sama, serta mengenalkan bermacam alat musik.

Kapan sebaiknya orang tua mengenalkan musik pada anak?
Pengenalan musik pada anak sebaiknya diberikan jauh sebelum anak mulai belajar memainkan instrument musik. Bahkan dapat dimulai sejak dalam kandungan.
Kendati demikian, tidak ada kata terlambat dalam hal mengenalkan dan mengajarkan musik pada anak ini. Hanya saja, mengajarkan musik pada anak sedini mungkin memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari pada mengenalkan musik saat anak menginjak usia di atas 10 tahun.

Anak yang telah mengenal musik sejak dini memiliki kepekaan yang jauh lebih besar ketimbang anak yang mengenal musik di atas 10 tahun. Bukan hanya itu, mengenal musik dini pada anak juga dapat membantu anak menjadi diri pribadi mandiri, memperbaiki control motoris, meningkatkan kemampuan bahasa dan berbicara, sekaligus mengontrol emosional dan perkembangan social anak.

Musik bisa dijadikan terapi bagi anak. Bermusik berarti berekspresi. Dengan bermusik seorang anak bisa terbantu dalam mengontrol emosinya. Sehingga bila si anak marah, ia bisa menyalurkan emosinya dengan musik.
 
Selain itu manfaatnya juga banyak selain manfaat prinsip seperti di atas. Misalnya kalau acara kids birthday/ulang tahun bisa menampilkan keahlian anak. Sehingga kids birthday menjadi lebih bermakna.

Minggu, 04 Desember 2011

Bisakah Mengaktifkan Otak Tengah Bikin Anak Jenius?

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Einstein memiliki imajinasi 3 dimensi yang tinggi. Dengan duduk melamun ia bisa menciptakan sebuah teori relativitas yang luar biasa. Apa yang membuat Einstein bisa jenius? Benarkah dengan mengaktifkan otak tengah membuat anak bisa jenius?

Dokter spesialis saraf dr Andreas Harry, SpS(K) mengakui kini banyak orangtua yang mengikutkan anaknya untuk pelatihan otak tengah atau aktivasi otak tengah.

Tapi menurutnya, jika yang menjadi tujuan adalah anak menjadi jenius sebenarnya bagian otak yang sangat berperan adalah otak besar bagian luar di wilayah korteks parietal.

Seperti halnya Einstein, ia memiliki korteks parietal yang 1 cm lebih besar dibandingkan dengan orang normal dan memiliki ukuran yang sama besar antara kiri dan kanan. Sedangkan pada orang normal umumnya bagian korteks parietal kiri lebih besar dari kanan.

Hal inilah yang membuat Einstein memiliki imajinasi 3 dimensi yang tinggi. Penemuan ini baru diketahui tahun 1999 seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

dr Andreas mengaku tidak tahu bagian mana dari otak tengah yang diaktivasi untuk membuat anak pintar karena otak tengah (midbrain) tidak bisa dikontrol atau bersifat autonom.

dr Andreas menjelaskan ada beberapa bagian otak manusia yang punya peran masing-masing.

1. Otak tengah (midbrain)
Otak tengah adalah bagian dari batang otak yang memiliki fungsi sebagai inti dari pergerakan bola mata dan juga di daerah ini lewat serabut-serabut yang mengatur pernapasan dan kesadaran. Kegiatan ini tidak bisa dikontrol atau bersifat autonom.

2. Otak besar yang terdiri dari otak bagian dalam dan juga otak bagian luar.
Otak bagian dalam (medial)
Pada bagian otak ini antara lain terdiri dari limbiks sistem yang berfungsi untuk mengatur emosi, pusat memori, mengatur viseral (pencernaan) dan pada binatang otak ini khusus untuk indera penciumannya. Selain itu juga ada ganglia basalis yang berfungsi sebagai pusat pengontrol gerakan.

Otak bagian luar (korteks)
Pada bagian otak ini terdiri dari empat bagian, yaitu:
- Korteks frontal yang berfungsi sebagai pusat atensi (perhatian) dan juga bicara.
- Korteks temporal yang berfungsi sebagai pusat pendengaran dan juga bicara.
- Korteks parietal yang berfungsi sebagai pusat somato sensorik, pusat matematik dan juga pusat imajinasi 3 dimensi.
- Korteks occipital yang berfungsi sebagai pusat dari penglihatan.

3. Otak kecil (cerebellum)
Pada bagian otak ini memiliki fungsi sebagai pusat koordinasi, pusat tonus otot dan juga pusat keseimbangan.

"Pada bagian otak besar dan kecil, masing-masing terdiri dari otak kanan dan juga otak kiri. Selain itu ada juga penghubung antara otak kiri dan otak kanan yang disebut dengan corpus callosum," ujar dr Andreas saat ditemui redaksi di tempat prakteknya di Apartemen Slipi Tower 1 Lantai 1, jakarta.

Dengan melihat bagian-bagian otak tersebut maka bisa diketahui fungsi dari otak-otak tersebut. dr Andreas menuturkan kalau dilihat di otak tengah (midbrain) maka yang ada hanya serabut-serabut yang melewati bagian otak tengah dan fungsi dari bagian itu tidak dapat dikontrol atau bersifat autonom.

Sehingga kalau yang dimaksud mengaktifkan otak tengah adalah midbrain, maka bagian otak tersebut tidak bisa diaktivasi.

Sedangkan jika yang dimaksud mengaktifkan otak tengah adalah corpus callosum (jembatan yang menghubungkan otak kanan dan kiri), bagaimana cara mengaktivasinya. Karena menurut dr Andreas, tetap saja harus melalui otak kiri dan juga kanan. Apapun yang dikerjakan oleh otak kiri dan mau dikirim ke otak kanan atau sebaliknya akan terhubung oleh corpus callosum.

"Karena pada intinya semua impuls yang diterima oleh otak melalui 5 indera yaitu mata, pendengaran, peraba, penciuman dan juga pengecapan," ungkap dokter yang juga berpraktek di RS Gading Pluit.

Yang juga turut berperan dalam penerimaan impuls adalah bagian otak luar dan bagian otak dalam, sedangkan pada otak tengah (midbrain) hanya dilewati oleh serabut-serabut tersebut tapi bukan fungsinya.

"Kalau ingin membuat anaknya menjadi pintar, maka bagian korteks yang harus diaktivasi. Karena pada daerah tersebut terdapat pusat matematik, fisika, gambar, nyanyi dan juga pidato. Jadi untuk menjeniuskan anak adalah dengan melatih otak kiri dan kanan yang dijembatani oleh corpus callosum," ujarnya.

Selain itu setiap anak memiliki kemampuan pusat indera yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki indera visual (penglihatan) lebih bagus daripada indera auditori (pendengaran), sehingga ia akan cepat mengingat sesuatu dengan cara melihatnya.

Jadi ketahui terlebih dahulu bagian otak mana yang mau diaktivasi

Jenius Itu Benar 99 Persen Keringat




img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, 'Jenius adalah 1 persen inspirasi dan 99 persen keringat'. Kutipan terkenal itu adalah milik ilmuwan Thomas Alva Edison. Ungkapan itu semakin terbukti dan ternyata ilmuwan-ilmuwan hebat itu muncul bukan karena sekedar pintar.

Penulis buku-buku ilmiah Andrew Robinson dalam bukunya 'Sudden Genius?' menemukan kesamaan baik pada ilmuwan masa kini maupun ilmuwan masa lampau ternyata ilmuwan menjadi jenius tidak terjadi dalam waktu sekejap.

Bagaimana sampai ilmuwan-ilmuwan itu mempunyai banyak ide di kepalanya, ternyata ada jalan bertahap dalam membuat terobosan-terobosan yang kreatif. Proses kreatifitas inilah yang membuat ilmuwan jenius.

Menurut Andrew, jenius merupakan hasil dari kerja keras yang konsisten dan sebuah ketekunan. Jadi jika kini banyak orangtua yang ingin mencetak anak jenius menurutnya tidak bisa dengan jalan pintas.

Andrew menemukan proses kreatif membuat seseorang memiliki ide yang begitu banyak dengan kata lain tidak pernah menyerah untuk mencoba hingga menemukan formula yang tepat.

Studi ilmiah tentang kreativitas ini meliputi banyak hal seperti bakat, kecerdasan, memori, mimpi, alam bawah sadar, kerja keras dan banyak lagi sehingga menjadi jenius bukan semata-mata karena pintar.

Pola tersebut ditemukan hampir sama baik pada ilmuwan maupun pada seniman seperti pada bidang arkeologi, arsitektur, seni, biologi, kimia, film, musik, sastra, fotografi dan fisika.

Masalah kreativitas yang menjadi kunci orang jenius jauh sebelumnya pernah diungkap oleh polymath Prancis terkenal yaitu Henri Poincare pada tahun 1881. Sekitar 30 tahun kemudian, Poincare menerbitkan sebuah analisis proses berpikir sendiri.

Model Poincare ini melalui empat tahap yaitu pikiran sadar, pikiran tidak sadar (inkubasi), iluminasi (menjelaskan) dan juga verifikasi. Hal ini disimpulkan sejak ia mempelajarinya secara mendalam.

Ilmuwan seperti Albert Einstein, Hermann von Helmholtz dan Werner Heisenberg pernah menggambarkan proses kreativitasnya mirip dengan model Poincare tersebut. Hingga kini empat tahapan tersebut adalah model kreativitas terbaik yang dimiliki.

Seperti dikutip dari Medindia, sebuah percobaan menunjukkan bahwa dalam kondisi ketidaksadaran, seseorang dapat mengaktifkan informasi kompleks yang menghambat alam sadarnya. Dan itu baru salah satu faktor.

Karena itu kejeniusan seseorang tidak bisa didapatkan melalui cara singkat, namun membutuhkan sebuah ketekunan dan kerja keras.

Oksigen Bisa Perlambat Pembentukan Keriput

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Keriput biasanya akan terjadi seiring dengan usia. Tapi dengan terjadinya penipisan ozon, keriput bisa terjadi di usia muda. Sebuah studi menemukan bahwa dengan banyaknya oksigen bisa membantu mengurangi pembentukan kerutan.

Sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa overdosis oksigen bisa membantu mengurangi pembentukan kerutan, yaitu dengan mengurangi kerusakan jaringan karena sinar UVB.

Tanda-tanda kerusakan kulit seperti keriput dan penebalan kulit biasanya akan mudah terlihat pada lapisan kulit terluar, yang disebut epidermis.

Dalam penelitian tersebut, seperti dilansir dari Medindia, peneliti menemukan bahwa kulit yang terpapar banyak oksigen setelah terkena radiasi UVB, akan mengembangkan kerutan dan kerusakan jaringan lebih sedikit.

Ketika kulit berulang kali terpapar radiasi UVB, akan terbentuk pembuluh darah baru yang berasal dari pembuluh darah di kulit, yang disebut dengan kulit angiogenesis.

Beberapa faktor transkripsi protein yang mengikat urutan DNA tertentu, memainkan peran dalam angiogenesis, termasuk faktor hipoksia diinduksi (HIF-1) dan subunit HIF-1 dan faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF).

Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa oksigen dan jumlah oksigen yang berlebih di dalam jaringan tubuh (hyperoxia) dapat mengurangi kerusakan kulit dan keriput yang disebabkan oleh radiasi UVB.

Penelitian ini juga memiliki satu hasil yang mengejutkan, yaitu melibatkan molekul yang disebut matriks metalloproteinases (MMP). Dua MMP khususnya, MMP-2 dan MMP-9, diperkirakan dapat mempercepat kerutan dengan menurunkan komponen luar sel kulit.

Namun dalam studi ini, tingkat MMP-2 cenderung menurun dan tingkat MMP-9 tetap sama, bahkan pada kulit yang tidak menerima oksigen.

Menurut peneliti, ini berarti bahwa MMP-2 dan MMP-9 bukan merupakan faktor utama dalam pembentukan kerutan dan angiogenesis, setidaknya pada tahap awal kerusakan kulit yang disebabkan oleh radiasi UVB.

Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam American Journal of Physiology-Regulatory, Integrative and Comparative Physiology.(mer/ir)

Video Game Kekerasan Bikin Otak Susah Kendalikan Emosi

img
(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Potensi bahaya video game kekerasan telah menjadi perdebat selama bertahun-tahun. Ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa permainan tersebut berefek buruk terhadap fungsi saraf.

Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan di area otak yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan pengendalian emosi pada pria dewasa muda setelah bermain video game kekerasan.

Dalam penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Radiological Society of North America, peneliti mengamati 28 orang laki-laki dewasa sehat berusia 18 sampai 29 tahun yang jarang memainkan video game bertema kekerasan. Mereka secara acak dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 14 orang.

Anggota kelompok pertama diminta untuk memainkan permainan video tembak-menembak selama 10 jam di rumah selama satu minggu dan menahan diri untuk tidak bermain video game di minggu berikutnya. Kelompok kedua tidak memainkan video game sama sekali selama periode dua minggu.

Masing-masing pria menjalani pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) pada awal penelitian. mereka kemudian diberi tes pada minggu kesatu dan kedua.

Selama fMRI, peserta menyelesaikan tugas untuk menilai adanya gangguan emosi. Mereka diminta menekan tombol yang sesuai dengan warna dari kata-kata yang disajikan secara visual atau disebut Stroop Test.

Kata-kata yang menunjukkan tindakan-tindakan kekerasan diselipkan di antara kata-kata tanpa tindakan kekerasan. Selain itu, peserta menyelesaikan tugas menghitung untuk mengetahui adanya hambatan dalam kemampuan berpikirnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah satu minggu bermain game kekerasan, kelompok video game menunjukkan aktivasi lobus frontal kiri yang lebih rendah selama melakukan stroop test emosional dan kurangnya aktivasi pada bagian anterior cingulate cortex selama melakukan stroop test menghitung. Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil tes awal dan hasil tes kelompok kontrol setelah satu minggu.

"Untuk pertama kalinya, kami telah menemukan bahwa sampel orang dewasa muda secara acak menunjukkan kurangnya aktivasi dalam daerah tertentu di bagian otak frontal setelah bermain video game kekerasan selama seminggu di rumah. Daerah-daerah otak yang terkena penting untuk mengendalikan emosi dan perilaku agresif," kata Yang Wang, MD, asisten profesor riset di Indiana University Departemen Radiologi dan Ilmu Pengetahuan.

Setelah kelompok video game menahan diri untuk tidak bermain game selama satu minggu, perubahan area otak tersebut kembali normal mendekati kelompok kontrol. Stroop tes merupakan tes untuk mengetahui kemampuan individu dalam mengontrol kelenturan daya pikir dan perhatian.

"Temuan ini menunjukkan bahwa video game kekerasan memainkan memiliki efek jangka panjang pada fungsi otak. Efek ini dapat ditunjukkan dalam perubahan perilaku selama waktu bermain video game," pungkas Dr. Wang seperti dilansir Eurekalert.org.

Suka Mencontek Termasuk Ciri-ciri Psikopat

img
(Foto: thinkstock)
Vancouver, Beberapa murid suka mencontek karena tidak siap menghadapi ujian. Namun jika sudah menjadi kebiasaan, perilaku ini patut dicurigai sebagai tanda-tanda psikopat atau gangguan kepribadian antisosial.

Sebuah penelitian mengungkap bahwa murid yang suka mencontek punya kecenderungan yang sama dengan perilaku antisosial lain yang berhubungan dengan kepribadian psikopat. Termasuk di antaranya penyalahgunaan obat terlarang, perilaku berkendara yang ugal-ugalan serta berkelahi.

Bukan hanya sifat-sifat mirip psikopat, murid yang mencontek juga memiliki kecenderungan narsisme atau mementingkan diri sendiri serta machiavellianisme atau lebih mementingkan hasil daripada proses. Ketiga bentuk kepribadian antisosial ini dikenal sebagai The Dark Triad.

Hal ini terungkap ketika peneliti dari University of British Columbia melakukan serangkaian pengamatan pada sejumlah murid SMA dan mahasiswa. Pengamatan itu meliputi survei, penelusuran karya tulis dan tes kepribadian.

Pada responden yang memiliki skor tinggi pada 3 jenis kepribadian tersebut, hasil survei menunjukkan 73 persen di antaranya mengaku pernah mencontek sedikitnya 1 kali. Sementara hasil penelusuran karya tulis menunjukkan, 15 persen di antaranya merupakan hasil plagiat atau salinan hasil karya orang lain.

Fakta yang lebih mengejutkan terungkap dalam hasil survei pada kelompok mahasiswa. Menurut sebagian besar responden di kelompok ini, mencontek sah-sah saja dilakukan untuk tujuan meraih target akademik misalnya mendapatkan beasiswa atau sekedar nilai bagus.

Dikutip dari Time, murid yang punya kecenderungan psikopat cenderung sulit untuk berperilaku jujur dan bermoral. Sekalipun tahu bahwa mencontek itu adalah kecurangan, umumnya murid-murid tersebut tidak peduli saat melakukannya.

Terlebih, ciri-ciri psikopat terkenal sulit untuk diubah sekalipun di usia dini. Karena itu, menurut para peneliti satu-satunya cara untuk mencegah contek-mencontek adalah tidak memberi kesempatan sedikitpun untuk bermain curang.

Tes Narkoba Kini Semudah Tes Kehamilan

img
Ilustrasi (dok: Dailymail)
London, Selama ini tes narkoba harus dilakukan dengan prosedur rumit di laboratorium. Kini orangtua yang khawatir anaknya menggunakan narkoba bisa melakukannya sendiri di rumah dengan dan mendapatkan hasilnya dalam waktu 5 menit saja.

Sebuah alat bernama The Vantix Sensor dikembangkan oleh ilmuwan Inggris untuk membuat tes narkoba menjadi sangat praktis. Caranya cukup dengan mengusapkan di lidah, untuk mendapatkan sampel air liur seseorang yang dicurigai.

Sensor berukuran 5 mm yang berada di ujung alat sekali pakai ini akan segera mendeteksi obat terlarang. Sensor tersebut berisi antibodi yang akan bereaksi saat menemukan unsur kimia tertentu misalnya tetrahydrocannabinol (THC) pada ganja.

Reaksi tersebut akan menghasilkan air listrik yang dialirkan ke bagian utama Vantix Sensor. Saat kadar unsur kimia tersebut melewati batas tertentu, arus listrik akan menyebabkan lampu indikator berkedip.

Selain bisa digunakan oleh orangtua, alat sebesar test pack ini juga bisa digunakan oleh polisi lalu lintas. Hasilnya diklaim sangat akurat dan bisa dibaca dalam waktu 5 menit saja.

Selama ini polisi Inggris hanya menggunakan prosedur sederhana untuk membuktikan pengendara yang dicurigai menggunakan obat terlarang sehingga hasilnya kurang akurat. Di antaranya dengan memeriksa pupil mata, keseimbangan dan koordinasi gerak.

Sedangkan di sekolah, biasanya guru atau orangtua harus mengirimkan sampel urine para siswa ke laboratorium. Itupun masih harus menunggu paling tidak hingga hari berikutnya untuk bisa mengetahui hasilnya.

Sayangnya Vantix Sensor belum dijual dalam waktu dekat ini. Dikutip dari Dailymail, Kamis (23/9/2010), alat ini baru akan dipasarkan 2 tahun mendatang dengan harga sangat terjangkau yakni 1,50 poundsterling atau sekitar 58,000 rupiah.

Ganja Tingkatkan Risiko Gangguan Jiwa

img
(Foto: thinkstock)
London, Penggunaan ganja secara terus menerus tidak hanya membuat orang kecanduan tetapi juga merusak otak dan tubuh. Ganja juga meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan jiwa.

Para ahli memperingatkan bahwa remaja atau dewasa muda yang menggunakan ganja memiliki risiko lebih besar mengalami psikosis, yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mengalami putus hubungan dengan realitas, biasanya sering mengalami delusi dan halunisasi.

Hubungan antara ganja dan psikosis telah lama diperdebatkan dan hal ini mendorong para penggunannya untuk dapat lepas dan menyembuhkan diri dari efek ganja.

Untuk mempelajari lebih jelas, peneliti telah mempelajari dan memeriksa data lebih dari 1.900 orang yang berusia 14 sampai 24 tahun pada awal studi. Studi ditindaklanjuti hingga delapan tahun kemudian untuk menilai hubungan antara penggunaan ganja dan gejala psikotik.

Hasilnya, orang yang bukan pengguna pada awal studi dan kemudian menjadi pengguna selama masa studi, memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala psikotik nantinya.

Sedangkan pada orang yang sudah menggunakan ganja sejak awal studi dan terus melanjutkannya hingga akhir studi, juga mengalami peningkatan risiko psikotik.

"Penggunaan ganja adalah faktor risiko bagi pengembangan insiden psikotik," jelas Sir Robin Murray, profesor studi psikiatri di Institute of Psychiatry, London, seperti dilansir Independent.

Menurut Prof Murray, studi ini memberikan informasi tentang bukti-bukti yang sudah cukup padat bahwa penggunaan ganja secara terus menerus dapat meningkatkan risiko gejala psikotik.

"Studi ini adalah salah satu dari 10 studi prospektif yang semua menunjuk dalam arah yang sama," lanjut Prof Murray.

Singkatnya, jelas Prof Murray, studi ini menambah data lebih lanjut untuk bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan ganja merupakan penyumbang dari psikosis seperti skizofrenia (penyakit gila).

"Ini adalah laporan yang menarik dan berpotensi penting oleh tim peneliti. Ini menawarkan lebih banyak bukti bahwa penggunaan ganja merupakan faktor risiko untuk psikosis, serta merekomendasikan pendekatan yang hati-hati dan bijaksana untuk undang-undang ganja," jelas Peter Kinderman, profesor psikologi klinis di University of Liverpool.

Hasil studi ini telah diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ).

Mana yang Lebih Bahaya, Rokok atau Ganja?

img
foto: Thinkstock
Jakarta, Di banyak negara, menghisap ganja adalah pelanggaran hukum yang bisa dihukum berat. Berbeda dengan tembakau, jarang ada aturan yang tegas melarangnya meski rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin.

Ganja (Cannabis sativa) atau disebut juga marijuana merupakan tanaman budidaya yang sering disalahgunakan. Daunnya mengandung senyawa tetrahidrokanabinol (THC) yang memiliki efek psikoaktif atau dapat mempengaruhi saraf otak dan kondisi kejiwaan.

Daun ganja disalahgunakan dengan cara dirajang, dikeringkan lalu dibakar dan dihisap seperti daun tembakau. Efek yang paling khas saat menghisap daun ganja adalah euforia atau gembira hingga tertawa cekikikan tanpa sebab, lalu diikuti dengan halusinasi atau melihat hal-hal yang tidak nyata.

Tidak bisa dipungkiri, kebiasaan menghisap ganja juga bisa memicu efek jangka panjang. Dikutip dari Healthline, beberapa efek penggunaan ganja yang terus menerus adalah sebagai berikut.

1. Peningkatan risiko psikotik atau gangguan kejiwaaan kronis
2. Gangguan pernapasan dan kerusakan fungsi paru
3. Ketergantungan dan gejala putus obat (withdrawal symptom)
4. Gangguan memori dan konsentrasi.

Karena efeknya langsung memicu perubahan perilaku, ganja selalu tampak lebih berbahaya dibanding rokok yang efek jangka pendeknya nyaris tidak ada kecuali hanya batuk-batuk bagi yang sensitif terhadap bau asapnya. Bahkan ada yang menganggap rokok justru bisa meningkatkan konsentrasi.

Namun apakah benar tembakau lebih aman dari rokok? Sebuah penelitian yang melibatkan 320 relawan dan telah dipublikasikan dalam jurnal Thorax tahun 2007 menunjukkan, emphysema atau kerusakan paru-paru kronis justru lebih banyak dialami oleh para perokok tembakau dibandingkan pada pengguna ganja.

Di kelompok pengguna ganja yang tidak merokok, emphysema hanya diderita oleh sekitar 1 persen dalam jangka waktu 5 tahun. Bandingkan risikonya pada perokok berat, emphysema menyerang 19 persen dari perokok yang mengisap antara 15-20 batang/hari selama 1 tahun.

Legalitas tembakau merupakan salah satu alasan, sebab tidak adanya larangan membuat tembakau cenderung lebih sering dihisap dibanding ganja. Seorang perokok berat bisa menghisap hingga 15 batang/hari sementara pengguna ganja reguler sekalipun hampir tidak mungkin menghabiskan 5 linting/hari.

Namun dalam kaitannya dengan kesehatan paru-paru, tidak bisa disimpulkan bahwa ganja lebih sehat dibanding rokok. Sebab kenyataannya, hampir tidak ada pemakai ganja yang tidak merokok tembakau. Perkenalan dengan ganja umumnya dimulai dengan rokok, sehingga risikonya justru menjadi lebih tinggi.

Kepulan Asap Rokok Bisa Bikin Orang Kena Diabetes

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Efek negatif rokok kembali bertambah. Jika selama ini rokok identik dengan penyakit paru-paru dan jantung, penelitian terbaru menemukan kepulan asap rokok juga bikin orang rentan kena diabetes tipe 2.

Kepulan asap rokok ini bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 (diabetes karena gaya hidup)baik bagi perokok aktif maupun pasif.

Sebuah studi menunjukkan bahwa asap rokok meningkatkan risiko diabetes tipe 2, dan risiko ini akan lebih tinggi terjadi pada perokok pasif. Hasil penelitian ini telah dilaporkan dalam paper Diabetes Care.

"Potensi risiko diabetes dari paparan asap rokok ini sebelumnya tidak diketahui. Untuk itu masyarakat sebaiknya membatasi paparan asap rokok dari lingkungan sekitarnya," ujar Dr David Nathan, kepala Diabetes Center di Massachusetts General Hospital, seperti dikutip dari Reuters.

Untuk studi terbaru ini, Dr John P Forman dan kolega dari Brigham and Women's Hospital di Boston melihat respons dari 100.000 perempuan. Partisipan ini diberi pertanyaan seputar berapa lama waktu mereka menjadi perokok aktif ataupun perokok pasif.

Forman dan tim menemukan bahwa perempuan yang merokok lebih dari dua bungkus sehari memiliki kemungkinan paling tinggi terkena diabetes, dan risiko terkena diabetes ini akan lebih tinggi terjadi pada perempuan yang terpapar asap rokok (perokok pasif).

"Meski partisipannya adalah perempuan tapi tidak ada alasan bahwa hasil penelitian ini tidak berlaku untuk kaum laki-laki, karena faktor risiko penyakit diabetes sama untuk kedua jenis kelamin," ujar Forman.

Sementara itu Nathan menuturkan belum diketahui dengan pasti apa hubungan antara diabetes dan merokok, tapi ada kemungkinan peradangan meainkan peran dalam kedua kondisi ini. Hasil studi ini menunjukkan adanya hubungan satu sama lain.

Diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi yang mana tubuh tidak dapat memproses gula dengan baik dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Kondisi ini bisa dikontrol dengan melakukan diet dan olahraga, tapi jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Perokok Pasif Rentan Kecanduan Nikotin

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Selama ini hanya perokok aktif yang diketahui berisiko mengalami kecanduan terhadap nikotin. Tapi studi terbaru menunjukkan bahwa perokok pasif juga rentan kecanduan nikotin.

Terpapar asap rokok misalnya di dalam ruang yang sama akan memiliki dampak langsung yang terukur di otak, dan efek yang muncul mirip seperti yang terjadi pada otak orang yang merokok.

Studi yang didanai oleh National Institute on Drug Abuse (NIDA) mengungkapkan bahwa paparan asap rokok ini bisa membuat orang kecanduan atau membangkitkan keinginan yang sama seperti perokok. Hasil studi ini sudah diterbitkan dalam Archives of General Psychiatry pada 1 Mei 2011.

Penelitian ini menggunakan alat positron emission tomography (PET) yang menunjukkan bahwa satu jam terpapar asap rokok di dalam ruang tertutup sudah cukup bagi nikotin untuk mencapai otak dan mengikat reseptor yang biasanya ditargetkan oleh perokok. Diketahui hal yang sama tersebut terjadi pada otak perokok maupun non-perokok.

Dalam studi sebelumnya telah diketahui bahwa paparan asap rokok pada perokok pasif bisa meningkatkan kemungkinan anak menjadi perokok pada remaja dan membuatnya lebih sulit untuk berhenti merokok saat dewasa. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa kerja asap rokok di otak bisa mempromosikan perilaku merokok.

"Paparan asap rokok yang terbatas sudah cukup membuat nikotin mencapai otak dan mengubah fungsinya. Paparan yang kronis dan parah bisa meningkatkan kadar nikotin di otak yang meningkatkan kerentanan terhadap kecanduan nikotin," ujar Direktur NIDA, Nora D Volkow, MD, seperti dikutip dari ScienceDaily.

Selain itu perokok pasif juga berisiko mengalami penyakit jantung, kanker paru-paru, kondisi serius pada anak termasuk sindrom kematian bayi mendadak, infeksi pernapasan serta asma yang parah.

"Hasil studi ini memberikan bukti nyata untuk mendukung kebijakan larangan merokok di tempat umum, khususnya di ruang tertutup dan di sekitar anak-anak serta ibu hamil," ujar Arthur Brody, MD dari UCLA Department of Psychiatry & Biobehavioral Science.

Buang Puntung Rokok ke Laut Bikin Ikan Semaput

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Kadang perokok suka membuang puntung rokoknya sembarangan, salah satunya adalah ke laut atau sungai. Namun hal sepele ini bisa sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang ada di laut yaitu ikan.

Saat ini ada 5,6 triliun penduduk dunia yang merokok per tahunnya, dan sekitar 4,5 triliun membuang puntung rokoknya ke luar setelah selesai merokok. Kebiasaan ini sebaiknya dihentikan karena bisa berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup sekitar.

Semua sampah memang bebahaya, tapi puntung rokok yang dibuang merupakan salah satu sampah terburuk karena mengandung 4.000 bahan kimia yang sebagian besar berbahaya dan sangat beracun. Bahan-bahan beracun tersebut ada yang secara alami sudah terdapat di tembakau dan ada juga yang ditambahkan dalam pembuatan rokok.

Studi yang dipimpin oleh Eli Slaughter dari San Diego State University Graduate School of Public Health dan hasilnya sudah dipublikasikan dalam jurnal Tobacco Control ini berusaha menemukan jenis racun yang bisa merugikan tersebut.

Slaughter dan tim mematahkan sampah rokok dalam 3 kategori yaitu filter rokok yang tersisa, filter rokok yang terbakar dan filter rokok yang tidak terbakar yang semuanya mengandung bahan kimia. Sampel ini lalu direndam dalam 2 liter air dengan jumlah putung rokok yang berbeda-beda. Setelah 24 jam puntung rokok diangkat dan dimasukkan beberapa ikan.

Dalam studi ini peneliti memilih dua jenis ikan yaitu ikan topsmelt dan fathead minnow. Slaughter dan tim mencari nilai LC50, yaitu limit konsentrasi dari puntung rokok dalam air yang bisa membunuh 50 persen sampel.

Dari ketiga potongan rokok itu diketahui filter yang masih mengandung tembakau adalah bagian yang paling mematikan dengan nilai LC50 sebesar 1 puntung rokok per liter. Hasil ini cukup mengagetkan para peneliti, seperti dikutip dari Ecocentrics.Time.com.

Peneliti mengungkapkan hampir seluruh bagian rokok berbahaya, bagian filter rokok yang menahan rokok terbakar sempurna juga mengandung bahan kimia, dan bagian ujung dari rokok yang terbakar kemungkinan masih mengandung aseton, formaldehid, benzena, hidrogen sianida dan argon.

Meskipun risiko yang mungkin ditimbulkan rendah namun harus tetap memperhitungkan faktor bioakumulasi. Konsentrasi dari racun ini akan meningkat jika ikan yang besar mengonsumsi ikan-ikan kecil di perairan sehingga jumlah bahan kimia yang terakumulasi di dalam tubuh meningkat dan masuk dalam rantai makanan.

Untuk mencegah kematian ikan dan bertambahnya jumlah bahan kimia beracun sebaiknya hentikan kebiasaan melempar puntung rokok ke laut atau sungai. Dan cara terbaik untuk mengindari hal tersebut adalah dengan berhenti merokok sama sekali.

Gambar yang Paling Ditakuti Perokok

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Selama ini peringatan yang terdapat di bungkus rokok hanya berupa tulisan kecil saja, padahal salah satu cara yang lebih efektif adalah melalui gambar. Gambar apa yang paling ditakuti perokok?

Ternyata perokok sangat takut dengan gambar jantung yang rusak. Perbandingan gambar jantung yang sehat dan rusak sangat membuat perokok takut. Tapi sayangnya ketakutan itu hanya sebentar saja.

Dalam studi yang dilakukan Pusat Penelitian Kesehatan UI bekerja sama dengan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) terhadap kelompok pelajar, petani, kaum perempuan, pekerja baik yang merokok maupun tidak perokok didapatkan gambar apa saja yang paling ditakuti.

Hasil studi yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif ini menemukan dari 16 gambar yang disurvei, ternyata gambar perbandingan jantung sehat dan rusak adalah yang paling ditakuti. Gambar ini ditakuti semua responden baik yang merokok maupun yang tidak merokok.

"Terdapat 16 gambar peringatan yang ada dan umumnya masyarakat paling takut dengan gambar peringatan yang berupa perbandingan antara jantung sehat dan jantung yang rusak, serta gambar dari kanker mulut," ungkap penelitinya Rita Damayanti dari Pusat Penelitian Kesehatan UI dalam acara Sosialisasi RPP Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan di Gedung Kemenkes, Jakarta.

Penelitian juga menemukan peringatan (warning) yang diberikan dalam bentuk tulisan terbilang tidak efektif dan diketahui bahwa masyarakat lebih memilih menggunakan gambar sebagai bentuk peringatan.

"Studi yang dilakukan di Indonesia mendapatkan sebesar 78 persen masyarakat menginginkan peringatan yang berupa gambar," ujar Widyastuti dari FKM UI.

Penelitian yang dilakukan tahun 2007 di daerah Jakarta dan Cirebon itu melibatkan 1.200 responden yang menanyakan peringatan seperti apa yang lebih ditakuti masyarakat dalam bungkus rokok, apakah tulisan atau gambar.

"Para perokok juga setuju untuk memberikan peringatan berupa gambar di bungkus rokoknya, dan kalau ditanya hampir 70 persen perokok pernah mencoba untuk berhenti," ujar Rita dari Pusat Penelitian Kesehatan UI.

Dari hasil penelitian diketahui sebenarnya para perokok menyadari bahaya kesehatan yang mungkin ditimbulkan dari rokok, karena itu beberapa diantaranya ada yang sudah berkali-kali mencoba untuk berhenti merokok tapi gagal.

Saat ini peringatan berupa gambar kesehatan yang timbulkan oleh rokok pada kemasan sudah mendapat persetujuan, hanya masih belum mencapai kesepakatan dalam hal ukuran dari gambar tersebut.

Perokok Itu Tidak Keren

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Siapa bilang orang yang merokok itu keren? Rokok tidaklah sekeren iklan atau saat Anda memegangnya dengan dua buah jari. Bahaya rokok bahkan bisa merusak penampilan dan membuat Anda menjadi tidak keren.

Bahaya rokok yang merusak jantung, paru, otak sudah banyak diketahui orang. Tapi efek merokok juga bikin buruk rupa alias penampilan yang tidak keren.

Berikut beberapa alasan mengapa perokok itu tidak keren, seperti dilansir Health24, Kamis (12/5/2011):

1. Rokok bikin napas bau
Orang yang baru saja merokok baunya bisa ketahuan. Jangankan si perokok, berdiri atau berada di dekat orang yang merokok pun bisa membuat badan bau asap. Dan perokok umumnya memiliki bau napas yang tidak enak.

Bau yang susah hilang ini karena asap rokok terbuat dari rantai molekul yang panjang, sehingga butuh waktu yang lama atau sulit untuk dihilangkan terutama pada kain. Selain itu asap rokok yang dihasilkan umumnya mengandung banyak zat atau residu.

2. Rokok bikin cepat botak
Rokok tak hanya menyebabkan penyakit serius seperti jantung, paru-paru atau kanker, tetapi juga membuat rambut rontok yang berpotensi mempercepat kebotakan. Merokok telah ditemukan dapat meningkatkan kadar hormon yang bertanggung jawab untuk kerontokan rambut pada pria.

3. Rokok bikin gigi kuning
Nikotin dalam rokok bisa menodai gigi dan membuat warnanya terlihat tidak bersih. Bisa saja si perokok mempunyai gigi putih dengan pergi ke dokter gigi tapi tentu saja harus mengeluarkan biaya rutin yang tidak murah.

4. Rokok bikin cepat keriput
Merokok bisa mempercepat proses penuaan. Perokok terlihat 1,4 tahun lebih tua daripada yang bukan perokok.

5. Rokok bikin gigi gampang copot
Merokok membuat masalah besar terhadap gigi termasuk risiko kanker mulut dan penyakit gusi. Studi di Inggris tahun 2005 yang dimuat dalam Journal of Clinical Periodonti menyebutkan, perokok enam kali lebih besar mengalami penyakit gusi yang dapat menyebabkan hilangnya gigi.

6. Perokok dapat tempat duduk yang buruk di beberapa tempat
Ruangan merokok biasanya kecil, bau, mengerikan dan sering terselip di belakang meja dan di dekat toilet.

7. Rokok bikin impotensi
Merokok mengurangi aliran pembuluh darah perifer dan aliran darah yang diperlukan untuk mencapai ereksi, sehingga alirah darah bisa menjadi tersumbat dan membuat perokok mengalami impotensi atau disfungsi ereksi. Hal ini tampaknya menjadi harga yang sangat tinggi untuk membayar sebungkus rokok.

Rokok Juga Bisa Memancarkan Radiasi

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Selama ini masyarakat hanya tahu bahwa radiasi bisa dipancarkan dari telepon seluler atau pusat nuklir. Tapi bagi orang yang merokok sebaiknya juga waspada, karena rokok bisa mengeluarkan radiasi.

Meskipun hingga kini belum diketahui pasti dari senyawa apa sumber paparan radiasinya, tapi perokok akan menghirup bahan radioaktif tersebut secara terus menerus yang pada nantinya akan memberikan kontribusi dosis radiasi yang besar untuk merusak paru-parunya.

Secara alami mineral radioaktif terakumulasi pada permukaan lengket dari daun tembakau saat tanaman tersebut tumbuh, dan mineral ini umumnya akan tetap berada dalam daun tersebut selama proses manufaktur.

Selain itu penggunaan pupuk yang mengandung timbal dan polonium untuk tanaman tembakau akan meningkatkan jumlah radiasi yang mungkin ada pada rokok tembakau, seperti dikutip dari epa.gov.

Asap rokok juga mengandung radiasi dari unsur polonium yang ternyata tingkat kerusakan akibat rokok ini 7 kali lipat lebih besar dari sinar X dan 20 kali lipat dari terapi radiasi kanker. Terutama jika orang tersebut sudah merokok dalam jangka waktu panjang.

Radium yang terakumulasi dalam tembakau bisa memancarkan radiasi alfa dan gamma yang bisa menumpuk di paru-paru perokok selama puluhan tahun. Seiring waktu partikel ini bisa merusak paru-paru dan menyebabkan kanker. Hal ini juga berlaku pada perokok pasif yang menghirup asap rokok.

Radiasi yang dipaparkan dari rokok ini umumnya tidak memberikan dampak dalam jangka waktu dekat, tapi akan mulai muncul gejala akibat adanya kerusakan di dalam tubuh setelah beberapa tahun kemudian.

Selain rokok, beberapa hal lainnya juga bisa memancarkan radiasi seperti scanner di bandara, sinar X-ray untuk memindai tubuh, mammogram atau CT scan, tapi umumnya radiasi yang dipancarkan kecil dan tidak terpapar secara terus menerus.

Hal ini berbeda dengan radiasi yang berasal dari rokok dan terpapar secara kontinu serta umumnya sulit untuk dihentikan. Kondisi inilah yang juga harus diperhatikan oleh para perokok.

Kenapa Asap Rokok Lebih Bahaya dari Asap Kendaraan?

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Kadang masyarakat bertanya kenapa asap rokok lebih diperhatikan dibanding dengan asap yang keluar dari kendaraan. Hal ini karena asap rokok lebih berbahaya dibandingkan asap kendaraan. Kenapa begitu?

"Tentu semua memang berbahaya, tapi polutan dari asap kendaraan lebih sedikit kandungan yang berbahayanya, kalau tidak salah tidak sampai 10 seperti karbon monoksida, sulfur dan nitrogen," ujar dr H Azimal, MKes selaku Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes dalam acara temu media menyambut Hari Tanpa Tambakau Sedunia dengan tema: Melalui Regulasi terbaik, Kita Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Merokok di gedung Kemenkes.

Sedangkan berbagai studi menjelaskan bahwa di dalam asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia racun (toksik) dan 43 senyawa penyebab kanker (karsinogenik). Hal ini yang menjelaskan mengapa asap rokok lebih berbahaya dibanding asap kendaraan.

Selain itu bukti-bukti ilmiah juga telah menunjukkan hubungan antara rokok dengan terjadinya berbagai penyakit seperti kanker, penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan, penyakit gangguan reproduksi dan juga kehamilan.

"Asap rokok itu kalau ditiupkan ke meja agak susah hilangnya karena dia lengket, jadi bagaimana jadinya jika asap itu masuk ke dalam paru-paru yang makin lama bisa makin banyak jumlahnya," ungkapnya.

dr Azimal menuturkan lebih dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah dengan perokok dan terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif. Jika anak-anak ini sering terpapar asap rokok maka ia bisa mengalami pertumbuhan paru yang lambat, lebih mudah terkena bronchitis, infeksi saluran pernapasan, telinga dan asma.

"Misalnya dalam satu rumah bapaknya merokok dan ada bayi, maka bayi tersebut bisa saja mengalami gangguan pertumbuhan," ujar dr Azimal.

Diperkirakan bau asap rokok yang susah hilang ini karena asap rokok terbuat dari rantai molekul yang panjang, sehingga butuh waktu yang lama atau sulit untuk dihilangkan terutama pada kain. Selain itu asap rokok yang dihasilkan umumnya mengandung banyak zat atau residu.

Banyaknya dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari asap rokok bagi kesehatan seseorang itulah yang membuat asap rokok lebih mendapatkan perhatian, meski begitu bukan berarti asap kendaraan tidak berbahaya karena di dalamnya tetap mengandung senyawa yang beracun bagi tubuh.

Sekali Ketagihan, Perempuan Lebih Susah Berhenti Merokok

img
(Foto: thinkstok)
Jakarta, Menghentikan kebiasaan merokok bukan perkara mudah jika sudah ketagihan, sehingga lebih baik tidak pernah mencobanya. Dibandingkan laki-laki, rata-rata perempuan lebih sulit untuk berhenti merokok meski kadang motivasinya lebih kuat.

Sebuah penelitian terbaru di Inggris menunjukkan, perempuan yang merokok umumnya sukses menghentikan kebiasaannya saat mengetahui dirinya hamil. Namun tak seberapa lama setelah melahirkan, sebagian akan kembali menghisap rokok seperti semula.

Dalam penelitian yang dilakukan antara tahun 1990 hingga 2007 tersebut terungkap, laki-laki lebih banyak yang sukses dalam mengatasi kecanduan rokok. Padahal berdasarkan pengisian kuisioner, perempuan rata-rata memiliki motiviasi yang lebih kuat.

Selain jenis kelamin, tingkat kesuksesan menghentikan kebiasaan merokok juga dipengaruhi oleh usia. Dikutip dari DailyMail, perokok laki-laki maupun perempuan yang lebih tua justru lebih banyak yang sukses dibandingkan yang usianya masih muda.

Fakta lain yang terungkap, daerah yang tidak banyak terdampak asap rokok justru memiliki tingkat kesuksesan lebih tinggi dalam menghentikan kebiasaan merokok yakni 57,9 persen. Sementara daerah yang profil penyakitnya lebih banyak berhubungan dengan rokok, tingkat kesuksesan hanya 52,6 persen.

Menurut penelitian yang dilakukan para ahli dari UK Centre for Tobacco Control Studies (UKCTCS) ini, orang-orang yang sulit berhenti merokok butuh intervensi berupa program pendampingan. Perokok di Inggris cukup beruntung karena pemerintah setempat menyediakan layanan semacam itu.

Namun karena ada banyak faktor yang mempengaruhi termasuk jenis kelamin dan tempat tinggal, butuh beberapa penyesuaian untuk meningkatkan tingkat kesuksesannya. Misalnya untuk ibu hamil, sebaiknya didampingi bidan yang dilatih khusus untuk menjauhkannya dari rokok.

"Khusus untuk ibu hamil, 2 kajian dari layanan National Health Service (NHS) membuktikan bahwa salah satu penanganan paling efektif adalah dengan melibatkan pelatihan sistematis terhadap para bidan," ungkap juru bicara layanan kesehatan nasional Inggris.

Kenapa Bahaya Merokok Pada Wanita Lebih Besar dari Pria?

img
(Foto: thinkstock)
Baltimore, Jumlah perokok pria memang lebih banyak ketimbang wanita. Tetapi sekali ketagihan, wanita justru lebih sulit berhenti merokok. Bahaya kesehatan dari rokok juga lebih besar dirasakan wanita. Mengapa?

Studi membuktikan racun rokok lebih mungkin membunuh wanita daripada pria. Perokok wanita memiliki bahaya 25 persen lebih besar menderita penyakit jantung ketimbang perokok pria.

Dampak asap rokok yang lebih kuat juga menjelaskan mengapa wanita perokok dua kali lebih mungkin mengalami kanker paru-paru dari kebiasaan buruk mereka tersebut. Wanita juga lebih sering menderita bentuk yang lebih agresif dari penyakit akibat rokok.

Peneliti menjelaskan bahwa wanita dan pria memiliki perbedaan fisiologis. Berat badan yang lebih kecil dan pembuluh darah yang lebih sempit menjadi kunci besarnya bahaya rokok pada wanita.

"Wanita bisa mengekstrak kuantitas karsinogen dan racun lainnya lebih besar dari jumlah rokok yang sama rokok dibanding pria," jelas ilmuwan dari Minnesota dan Johns Hopkins University, seperti dilansir Mirror.com.

Temuan meta-analisis besar dari 86 studi internasional yang melibatkan 2,4 juta orang menambah bukti bahwa kesehatan wanita semakin memburuk karena dipengaruhi oleh rokok.

Rasio risiko wanita perokok dibandingkan yang tidak merokok untuk penyakit jantung koroner ditemukan menjadi 25 persen lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria.

Ini meningkat sebesar 2 persen untuk setiap tahun, yang berarti semakin lama seorang wanita merokok, semakin tinggi risiko penyakit jantung berkembang, dibandingkan dengan pria yang telah merokok dengan jangka waktu yang sama.

Para ahli menyerukan pemerintah untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap promosi tembakau menggunakan desainer dan kemasan rokok, di tengah tanda-tanda mengkhawatirkan bahwa wanita sedang ditargetkan oleh industri untuk meningkatkan penjualan rokok.

Hasil studi yang telah diterbitkan pada Online First oleh jurnal medis The Lancet, dilakukan oleh Dr Rachel Huxley dari University of Minnesota dan Dr Mark Woodward, Johns Hopkins University, Baltimore.

Larangan Jual Rokok Ketengan Akan Kurangi Perokok Muda

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Jumlah perokok muda di Indonesia cukup besar, salah satunya karena rokok ketengan dijual sangat murah. Jika larangan merokok secara total sulit dilakukan, larangan jual rokok ketengan dinilai cukup membantu menekan jumlah perokok muda.

Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Kartono Mohammad mengatakan rokok eceran atau lebih dikenal dengan istilah ketengan paling banyak dibeli oleh anak-anak yang uang sakunya pas-pasan. Selain itu, perokok dari golongan ekonomi lemah juga banyak membelinya.

"Kalau jual rokok ketengan dilarang, pengaruhnya akan besar terutama untuk menekan jumlah anak-anak yang merokok. Selain itu harganya harus mahal, cukainya harus sangat mahal," ungkap Dr Kartono usai diskusi Tingginya Angka Kematian Penyakit Tidak Menular di Indonesia di MRCCC Siloam, Semanggi.

Meski harga cukai rokok dinaikkan dan jual rokok ketengan dilarang, konsumsi rokok diyakini akan tetap tinggi di kalangan orang kaya yang punya banyak uang. Namun menurut Dr Kartono, pengaruhnya akan tetap besar karena konsumsi rokok di kalangan ekonomi bawah juga sangat tinggi.

Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, BPS pernah merilis data yang menunjukkan bahwa di kalangan keluarga miskin pembelanjaan terbanyak ke-2 setelah beras adalah rokok. Biaya untuk beli rokok justru lebih besar dari sumber-sumber protein dan vitamin, misalnya telur dan buah-buahan.

Sementara di kalangan anak-anak, data lain menyebutkan bahwa 3 dari 10 anak di Indonesia sudah merokok sejak usia di bawah 10 tahun. Dengan uang saku yang pas-pasan, Dr Kartono meyakini bahwa anak-anak tersebut lebih sering membeli rokok ketengan.

Dr Kartono juga mengakui bahwa kemungkinan besar larangan untuk menjual rokok ketengan akan sangat mudah dilanggar. Namun paling tidak jika sudah ada peraturannya, maka pedagang yang nekat menjual rokok ketengan apalagi kepada anak-anak bisa ditindak tegas.

Kebiasaan Nonton TV Lama Sama Buruknya dengan Efek Merokok

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Bijaklah menonton televisi (TV) agar tak memberi dampak buruk ke tubuh. Kebiasaan duduk lama nonton TV sambil ngemil selama 6 jam tiap hari dikaitkan dengan risiko kematian yang tinggi akibat serangan jantung atau stroke. Sepadan dengan dampak yang diakibatkan dengan merokok.

Menonton TV terlalu lama sama dengan banyak duduk yang berarti tidak ada gerakan otot. Kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu lama menonton TV ini bisa berakibat penimbunan lemak dan kolesterol yang bisa memicu terjadinya obesitas dan serangan jantung di usia muda.

Sedangkan pada merokok, nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis (gangguan jantung).

Peneliti dari University of Queensland menggunakan data analisis dari Australian Diabetes, Obesity and Lifestyle Study (AusDiab) mengenai hubungan antara waktu menonton TV dengan kematian.

Penelitian yang dipublikasikan online di British Journal of Sports Medicine seperti dikutip Rabu menemukan menonton TV selama 6 jam sehari atau lebih bisa memperpendek harapan hidup hampir 5 tahun.

"Meskipun kami menggunakan data Australia, efek di negara-negara industri dan berkembang lainnya cenderung sebanding, mengingat besarnya waktu yang dihabiskan menonton TV dan kesamaan pola penyakit. Sudah dikonfirmasi dan diketahui hubungan sebab akibatnya, menonton TV dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat, sebanding dengan faktor perilaku berisiko lainnya seperti merokok yang tak bisa dipungkiri," kata peneliti.

Untuk penelitian tersebut, peneliti AusDiab membandingkan populasi nasional Australia dan angka kematian pada tahun 2008. AusDiab adalah survei nasional dengan menggunakan sampel populasi representatif dimulai pada tahun 1999 hingga tahun 2000. Survei ini melibatkan lebih dari 11.000 orang dewasa berusia 25 atau lebih.

Dalam survei tersebut, para peserta diberi pertanyaan mengenai jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton TV atau video dalam sepekan. Pada tahun 2008, peneliti memperkirakan bahwa orang dewasa Australia yang berusia 25 tahun atau lebih menonton 9,8 miliar jam acara TV. Peneliti menghitung bahwa setiap jam acara TV yang ditonton setelah usia 25 tahun memperpendek harapan hidup penonton setidaknya 22 menit.

Berdasarkan angka-angka kematian yang diperkirakan dari berbagai macam penyebab, peneliti menghitung bahwa seseorang yang menonton TV rata-rata 6 jam sehari hidupnya akan 5 tahun lebih pendek dari orang yang tidak menonton TV.

Sedangkan penelitian lain telah menunjukkan bahwa merokok seumur hidup berkaitan dengan memperpendek harapan hidup lebih dari 4 tahun setelah usia 50 tahun. Asumsinya, rata-rata satu rokok memperpendek usia 11 menit, setara dengan setengah jam menonton TV.

Kegiatan menonton TV bisa menjadi kegiatan yang menyehatkan dengan diselingi berolahraga sederhana. Beberapa jenis olahraga yang dapat dilakukan sambil menonton TV seperti dilansir Lifemojo adalah:

1. Jogging di tempat
Olahraga paling mudah sambil nonton TV adalah jogging atau lari di tempat. Pilih acara TV favorit Anda dan lakukan jogging saat jeda iklan. Dengan melakukan hal ini, berarti Anda dapat jogging selama sekitar setengah jam sambil menonton TV selama 2 jam.

2. Menari
Menari adalah bentuk latihan kardio (jantung) terbaik. Ini adalah cara menyenangkan dan energik untuk melakukan latihan. Anda dapat dengan mudah membakar 130-150 kalori sambil menari hanya dalam setengah jam.

3. Push-up dan sit-up
Selama iklan, Anda punya kesempatan besar untuk melakukan push-up, sit-up atau latihan lain yang tidak membuat Anda meninggalkan TV. Latihan ini dapat membantu memperkuat bahu, dada dan otot perut.

4. Menendang dan meninju
Menendang, meninju atau membuat kaki tetap bergerak pada waktu yang sama merupakan aktivitas fisik yang bisa dilakukan di depan TV sambil duduk atau berdiri sejenak.

5. Senam bola
Dengan menggunakan bola besar, Anda dapat melakukan senam sambil menonton TV. Latihan ini dapat melatih otot dan tentunya membuat Anda mengeluarkan keringat.

6. Treadmill dan sepeda stasioner
Treadmill dan sepeda stasioner merupakan contoh alat olahraga yang bisa dimiliki di rumah. Saat melakukan olahraga dengan perangkat ini, Anda bisa melakukannya sambil menontonTV.

Perempuan yang Merokok Lebih Sulit Menahan Hasrat Kencing

img
foto: Thinkstock
Ontario, Kanada, Pada perempuan, rokok dapat memicu kerusakan kandung kemih. Perempuan yang merokok lebih sering mengalami beser atau sering buang air kencing, bahkan sulit menahannya terlalu lama dan bisa ngompol di celana saat tertawa terbahak-bahak.

Temuan ini didasarkan pada hasil kuesioner yang disebarkan pada 3.000 perempuan di Kanada, dalam sebuah penelitian yang dilakukan Dr Kari A.O. Tikkinen dari McMaster University. Dari jumlah tersebut, hanya 2.000 responden yang mengembalikan jawaban.

Berdasarkan pengakuan para responden, 7 persen perempuan yang merokok mengalami beser atau terlalu sering buang air kecil. Sebanyak 10 persen selalu merasa kebelet atau sulit menahan hasrat untuk kencing, bahkan 11 persen bisa ngompol di celana akibat stress incontinence.

Ngompol akibat stress incontinence dipicu oleh respons berlebih pada kandung kemih saat terjadi tekanan di sekitar kandung kemih. Tekanan itu salah satunya berasal dari otot perut, yang berkontraksi saat tertawa terbahak-bahak atau melakukan gerakan secara tiba-tiba misalnya meloncat.

Hasil analisis statistik menunjukkan, perempuan yang merokok 3 kali lebih berisiko untuk mengalami beser dibandingkan perempuan yang tidak merokok. Kriterianya adalah terlalu sering buang air kecil dalam sehari, dengan jeda masing-masing kurang dari 2 jam.

Selain itu, perempuan yang merokok juga 3 kali lebih beriskiko mengalmai masalah untuk menahan hasrat kencing. Tidak semua mengalami ngompol akibat stress incontinence, namun kebanyakan perempuan perokok harus sesegera mungkin pergi ke toilet saat merasa ingin kencing.

Memang belum bisa dipastikan bagaimana rokok bisa memicu gangguan pada kandung kemih, Namun Dr Tikkinen menduga, nikotin bisa memicu kontraksi dan aktivitas berlebih pada otot-otot di sekitar kandung kemih, sehingga lama-kelamaan bisa merusak saraf pengontrol hasrat untuk kencing.

"Jika Anda merokok, jelas Anda harus berusaha untuk berhenti. Meski baru dugaan, ini bisa menjadi 1 alasan lain lagi untuk berhenti merokok," ungkap Dr Tikkinen yang melaporkan hasil peneltiian itu di jurnal Obstetrics & Gynecology, seperti dikutip dari Reuters.

Kecanduan Rokok Juga Dialami Orangutan

img
Shirley (dok: Youtube)
Johor, Seekor orangutan di sebuah kebun binatang mengalami kecanduan rokok gara-gara meniru kebiasaan para pengunjung. Agar kesehatannya tidak terganggu karena sering menghisap racun dalam asap rokok, orangutan tersebut terpaksa harus dikarantina.

Shirley, seekor orangutan berjenis kelamin betina mendapatkan rokok dari pengunjung yang senang melemparinya dengan rokok yang sudah menyala. Rokok dari pengunjung buru-buru diambilnya, lalu dipegang dengan 2 jari dan dihisapnya dengan gaya persis seperti orang merokok.

Tidak diketahui pasti kapan orangutan yang menghuni kebun binatang Johor di Malaysia itu mulai merokok. Yang jelas pengelola kebun binatang akan berusaha menghentikan kebiasaan ini, karena merokok dinilai bukan perilaku yang normal pada orangutan yang sudah berusia 25 tahun tersebut.

Agar tidak ada yang melemparinya lagi dengan rokok, Shirley kini telah dipindah ke tempat karantina di kebun binatang negara bagian Malaka. Rencananya dalam waktu dekat, ia juga akan dilepas ke habitat aslinya di salah satu hutan tropis di Pulau Kalimantan.

"Saya akan katakan Shirley tidak kecanduan. Dia mungkin hanya terbiasa menirukan kebiasaan orang-orang yang merokok di sekitar kandangnya," ungkap Ahmad Ashar Mohammed, direktur Kebun Binatang Malaka seperti dikutip dari Medicalnewstoday.

Pengelola kebun binatang memang mengaku tidak melihat tanda-tanda kecanduan pada Shirley, misalnya sakaw jika seharian tidak mendapat rokok. Perilakunya tetap normal dan nafsu makannya juga tidak menurun seperti yang dialami para perokok breat.

Dugaan bahwa Shirley mengalami kecanduan rokok justru diungkap oleh sebuah kelompok aktivis dari Inggris, Nature Alert. Para aktivis mengatakan, orangutan tersebut menjadi agak pemarah jika tidak merokok dan mood atau suasana hatinya jadi sangat mudah berubah sejak mengenal rokok.

Sejauh ini belum banyak ilmuwan yang meneliti efek buruk asap rokok terhadap kesehatan orangutan. Jika pada manusia bisa menyebabkan kanker, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, kira-kira apakah risiko yang sama juga akan terjadi pada orangutan ya?

Laki-laki Perokok Lebih Lambat Merespons Rangsang Seksual

img
foto: Thinkstock
Jakarta, Impotensi merupakan salah satu efek buruk nikotin yang selalu tercantum dalam bungkus rokok. Meski kadang-kadang bisa disembuhkan, laki-laki yang benar-benar berhenti merokok akan lebih mudah terangsang dan mencapai kepuasan seksual.

Asal belum memicu kerusakan permanen pada sistem reproduksi, fungsi seksual laki-laki akan membaik ketika mulai berhenti merokok. Manfaatnya akan jauh lebih baik jika laki-laki tersebut sudah benar-benar berhenti merokok, dibandingkan yang masih sesekali merokok.

Hal ini dibuktikan dalam penelitian Christoper Harte dari VA Boston Healthcare System, terhadap 65 laki-laki yang mengikuti program berhenti merokok selama 8 pekan. Seluruh partisipan yang dilibatkan merupakan penderita impotensi yang punya masalah susah ereksi.

Bersama timnya, Harte melakukan eksperimen di awal, pertengahan dan akhir penelitian. Para partisipan diminta menonton film dewasa, lalu diminta mengisi kuisioner untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk ereksi dan berapa diameter alat vitalnya saat menegang.

Hingga akhir penelitian, hanya ada 20 partisipan yang benar-benar berhenti merokok dalam kurun waktu sedikitnya 1 pekan. Sisanya sebanyak 45 laki-laki masih merokok sekali waktu, meski frekuensinya sudah jauh berkurang dibandingkan sebelumnya.

Dari hasil pengisian kuesioner, para partisipan yang benar-benar berhenti merokok menunjukkan kemajuan yang lebih pesat terkait fungsi ereksinya. Pada kelompok ini, ereksi terjadi lebih cepat dibandingkan yang masih merokok, demikian juga diameter ereksinya juga lebih besar.

"Di luar laboratorium, perubahan ini mungkin kurang disadari para laki-laki perokok. Hasilnya juga akan tergantung pada hubungan dengan partner seksualnya," ungkap Harte seperti dikutip dari Reuters.

Berbagai penelitian sebelumnya memang menunjukkan bahwa kebiasaan merokok memberi pengaruh buruk pada fungsi ereksi. Nikotin memicu penyumbatan pada pembuluh darah yang mengalir ke alat vital, sehingga aliran darahnya berkurang dan menjadi susah ereksi.

Merokok untuk Gaya-gayaan Tetap Berisiko Bagi Kesehatan

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Beberapa orang ada yang merokok hanya sebagai gaya-gayaan saja agar bisa diterima di lingkungan tertentu, atau disebut dengan social smoking. Tapi bukan berarti perokok jenis ini tidak berbahaya, karena tetap saja ia memiliki risiko terhadap penyakit.

Social smoking kini tengah menjadi julukan baru bagi generasi sekarang. Pola merokoknya terbatas pada pengaturan sosial seperti di bar, pub, klub malam, saat berkumpul dengan teman-teman atau acara musik. Hal ini dilakukan agar ia diterima oleh lingkungannya atau hanya sekedar gaya.

Tapi sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang merokok hanya pada kondisi lingkungan tertentu ini tetap memiliki risiko kesehatan yang sama dengan orang yang merokok rutin.

Hasil studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menemukan tidak ada level aman yang diketahui dari konsumsi rokok. Bahkan jika seseorang hanya merokok beberapa batang dalam seminggu tetap saja menempatkan risiko tertentu bagi kesehatan.

Berikut ini adalah beberapa bahaya kesehatan yang terkait dengan merokok ringan atau tidak konsisten merokok, seperti dikutip dari Lifemojo, yaitu:
1. Peningkatan risiko untuk penyakit jantung
2. Mengalami tekanan darah tinggi
3. Kolesterol tinggi dan arteri tersumbat
4. Infeksi saluran pernapasan
5. Memiliki kualitas dan produksi sperma yang buruk serta menyulitkan proses pembuahan
6. Lebih lambat dalam proses pemulihan cedera
7. Berisiko terhadap beberapa jenis kanker seperti paru-paru, esofagus dan pankreas.

Mencoba berhenti dari social smoking sama sulitnya dengan orang yang merokok secara teratur. Meski begitu ada beberapa hal yang bisa dilakukan dan dilatih dari hari ke hari untuk berhenti merokok, yaitu:

  1. Cobalah untuk menghindari perokok lain, karena umumnya ia akan merokok jika ada orang lain yang merokok sehingga jika mengurangi pemicunya akan berdampak pada pengurangan rokok yang drastis.
  2. Mengubah pola sosial dengan membatasi pergi ke tempat atau lingkungan seperti bar dan pesta yang bisa menjadi pemicu.
  3. Cobalah mencari hal lain yang bisa dilakukan jika ada orang yang merokok, seperti mengunyah permen karet.
  4. Menghindari alkohol, karena setelah mengonsumsi minuman alkohol akan meningkatkan keinginan untuk merokok.
  5. Mendaftarkan diri ke support group, kelompok ini nantinya bisa saling berbagi cerita dan menemukan solusi untuk mengatasi social smoking.

Efek Asap Obat Nyamuk Bakar Setara dengan 100 Batang Rokok

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Obat pengusir nyamuk yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah obat nyamuk bakar. Namun studi terbaru menemukan bahwa asap dari sekeping obat nyamuk bakar sama bahayanya dengan 100 batang rokok.

"Tidak banyak orang tahu tentang hal itu, tetapi kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh satu kumparan obat nyamuk bakar setara dengan kerusakan yang disebabkan oleh 100 batang rokok. Ini menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan di Malaysia," kata Sandeep Salvi, direktur Chest Research Foundation, seperti dilansir Timesofindia.

Sandeep menyampaikan hal tersebut saat konferensi 'Air Pollution and Our Health' yang diselenggarakan oleh Centre for Science and Environment (CSE) bersama dengan Indian Council for Medical Research dan Indian Medical Association.

Di dalam satu batang rokok terkandung lebih dari 4.000 bahan kimia racun (toksik) dan 43 senyawa penyebab kanker (karsinogenik). Asap rokok yang dihirup mengandung zat-zat berbahaya misalnya tar, karbon monoksida, hidrogen sianida, logam berat dan radikal bebas. Masing-masing zat tersebut merusak tubuh dengan cara yang berbeda.

Bahan-bahan kimia lain yang terdapat dalam asap rokok yang dapat merusak paru antara lain hidrokarbon, nitrit oksida, asam organik, fenol dan bahan-bahan oksidasi. Radikal bebas merupakan bahan kimia sangat reaktif yang dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan pembuluh darah.

Bau asap rokok yang susah hilang juga dikarenakan asap rokok terbuat dari rantai molekul yang panjang, sehingga butuh waktu yang lama atau sulit untuk dihilangkan terutama pada kain. Selain itu asap rokok yang dihasilkan umumnya mengandung banyak zat atau residu.

Sayangnya, masyarakat menengah ke bawah di Indonesia dan beberapa negara lainnya paling banyak menggunakan anti nyamuk bakar karena harganya yang terjangkau.

"Masyarakat menengah ke bawah paling banyak pakai anti nyamuk bakar karena harganya terjangkau. Tapi harus juga diperhatikan cara menggunakannya, jangan sampai malah mengganggu pernapasan," jelas Dr Rita Kusriastuti, MSc, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Dit P2B2), Ditjen PP dan PL Kemenkes, seperti pernah ditulis redaksi.

Dr Rita memberikan cara aman untuk menggunakan obat nyamuk bakar, antara lain:
  1. Ruangan harus ada ventilasi sehingga sirkulasi udara cukup
  2. Diletakkan di bawah tempat tidur karena targetnya adalah nyamuk bukan manusia penggunanya
  3. Diletakkan searah dengan aliran udara sehingga tidak mengganggu pernapasan
  4. Letakkan obat nyamuk bakar dengan jarak paling dekat 1,5 meter dari manusia.
  5. Bila memiliki gangguan asma, maka sebaiknya gunakan obat nyamuk bakar pada sore hari sebelum masuk kamar. Dan keluarkan ketika Anda akan tidur sehingga tidak mengganggu pernapasan.